Secangkir kopi singgah di meja kedai. Aroma khas langsung menyergap. Kopi menemani obrolan bersama kawan, keluarga, rekan kerja, hingga orang yang baru sama sekali. Kopi enak dengan harga bersahabat sudah berkawan akrab dengan gaya hidup.
Di Blok M, kawasan yang akrab sebagai tempat nongkrong anak muda, kedai kopi juga semarak. Skut salah satunya.
Skut, dari bahasa Arab, artinya diam. Dalam bahasa slang Jakarta artinya santai. Mengambil dua arti kata itu, Kedai Kopi Skut menjadi tempat berdiam dan bersantai sembari menikmati kopi dengan harga yang cukup merakyat.
Dan, benarlah. Meskipun ada di sentra bisnis yang akrab dengan kemacetan, lokasi kedai di ujung Jalan Lamandau IV ini berjarak dengan kemacetan.
Barisan pohon mahoni di
pinggir jalan memberikan sentuhan kerindangan kedai kopi yang berada di antara kedai-kedai makan itu.
Di kedai mungil, pengunjung boleh berdiskusi dengan barista sebelum menentukan pilihan. Barista di sini berusia 20-35 tahun. Aneka menu kopi dengan berbagai racikan dan sedikit varian teh ada di sini.
Espresso based yang diracik manualbisa didapatkan dengan nama-nama slang seperti espresoh, esporesoh makhiatoh, pikollo, amerikano, dan lathe. Ada juga vietnam drip, tubrukan, dan french press.
Untuk menu lebih spesial, Skut menyediakan kopi rahasia yang diberi nama kongo, primavera, dan veloce. Veloce adalah racikan kopi berbentuk es batu dan disajikan dengan sebotol mungil susu segar. Kita tinggal menuang susu sesuai selera ke gelas berisi es kopi. Tak lama, es lumer dan kopi mulai berbaur dengan susu. Slurrrrp….
Menu kopi dihargai Rp 15.000 hingga Rp 35.000. Biji kopi yang digunakan dipajang di stoples kaca. Apabila tertarik, kita bisa meminta sampel untuk menikmati aroma biji kopi atau bahkan memakannya seperti layaknya camilan.
Hari itu, beberapa jenis kopi arabika dipajang, yaitu bajang jegeg, india, malabar, dan solok. Ada juga robusta dari Toraja untuk vietnam drip.
”Jenis kopi yang tersedia tergantung dari musim kopi juga, tapi kami mencari yang berkarakter natural dan honey,” kata barista Hafmi Adithyo (31) yang akrab dipanggil Baso.
Didirikan sekitar 10 bulan lalu, Skut ada untuk tempat mengopi sekaligus ruang bersantai, berdiskusi, dan mengawali sesuatu. ”Mengawali relasi bisnis atau relasi pertemanan, begitu maksudnya,” kata Baso.
Malam itu, Baso menemani para pengunjung yang datang bersama asisten barista Giestba Ferdiani (21) dan Ade Chandra (24) sebagai kepala bar. Mereka menyapa pengunjung dengan ramah dan renyah ala anak muda. Namun, bukan berarti mereka tak serius meracik kopi pesanan. Setiap kopi dicicipi terlebih dahulu untuk memastikan rasa yang pas.
Pada Minggu-Senin, Skut buka pukul 10.00 hingga 23.00. Hari Jumat dan Sabtu, jam buka lebih panjang, yakni 09.00-24.00.
Dari hati
Goresan cat semprot berwarna putih bertuliskan ”Kopi Enak dari Hati” di atas papan kayu terpampang di dinding kedai kopi Ngopiisme di Jalan KH Agus Salim, Kota Bekasi. Tulisan itu pula yang menjadi filosofi Ngopiisme dalam melayani para penikmat kopi.
”Kopi yang enak itu yang dibuat dengan hati,” ujar Richard (34), barista sekaligus pemilik kedai Ngopiisme, Kamis malam.
Setelah belajar dan riset kopi sejak 2010, pada Agustus 2015 Richard mewujudkan mimpinya memiliki kedai Ngopiisme. Bagi lelaki yang juga penyanyi rap ini, kedai bukan hanya tempat bagi penikmat kopi, melainkan juga tempat berbagi gagasan dan menciptakan perubahan. ”Banyak hal besar berawal dari obrolan di kedai kopi,” katanya.
Ngopiisme berarti terdapat sebuah paham kehidupan di balik secangkir kopi. ”Ada kesungguhan di balik pembuatan kopi, mulai dari tangan petani kopi di hulu hingga ke kedai kopi di hilir,” ucap Richard.
Ada 24 jenis kopi dari banyak daerah di Indonesia di sini, seperti gayo, takengon, brastagi, karo marinet, keniya, garut, robusta sindoro, bali kintamani, robusta flores, toraja pulu-pulu, toraja sesean, dan papua.
Untuk urusan kenikmatan, kopi racikan barista di Ngopiisme bisa diadu di kafe mewah Ibu Kota. Nikmatnya secangkir kopi hitam single origin dijual Rp 20.000 per gelas.
Adien (34), pengunjung, mengaku senang dengan kopi single origin di Ngopiisme. ”Apa pun jenis kopinya, selama kopi hitam saya suka,” kata karyawan swasta yang tinggal di Bekasi Timur itu.
Selain single origin, banyak varian kopi lain seperti LA Brown, Freakappucino, dan Greenpresso yang dijual dengan kisaran harga Rp 15.000 hingga Rp 28.000 per gelas. Ngopiisme buka tiap hari, dari pukul 07.00 hingga pukul 03.00 dini hari.
Si jadul yang menawan
Di Jakarta Utara, tempat ngopi juga tak kalah ramainya. Salah satunya adalah kedai kopi jadul Rumah Kopi Gembira (Kawangkoan cabang Jakarta) di Jalan Kelapa Kopyor, Kelapa Gading. Di daerah asalnya, yakni Kawangkoan, Sulawesi Utara, rumah kopi ini berdiri sejak 1946. Di Jakarta, rumah kopi ini buka dua tahun lalu, dengan mempertahankan rasa asli kopi dari Kawangkoan.
Nama Gembira digunakan tahun 1950-an. Gembira berarti diartikan suasana hati bisa berkumpul dan bergembira sembari menikmati secangkir kopi.
Kegembiraan itu berawal saat harum kopi memenuhi ruangan. Aroma berasal dari air panas yang dituangkan ke teko berisi bubuk kopi di dalam saringan. Setelah beberapa menit berlalu, saringan diangkat dan dipakai menyaring air dari teko ke gelas.
Minuman kopi disajikan panas atau dingin. Pengunjung juga bisa memesan kopi susu, yakni dengan tambahan susu kental manis di gelas. Rasa asam dari kopi cukup terasa sehingga kopi ini nikmat dinikmati begitu saja. Sementara rasa kopi susu memadukan rasa asam dan manis susu yang tak terlalu dominan.
Kopi robusta di kedai ini didatangkan dari Kabupaten Kotamobagu, Sulawesi Utara. Kopi yang tiba di Jakarta tidak langsung digunakan, tetapi disimpan beberapa tahun. Selanjutnya, kopi disangrai dan didiamkan lagi 10 sampai 14 hari sebelum disangrai kedua kalinya.
”Di Jakarta, kami menggunakan alat pembakar yang bisa menghasilkan uap panas yang baik untuk memasak kopi,” kata Hadrian (52), pengelola Rumah Kopi Gembira.
Kopi di sini dinikmati dengan aneka kue seperti bakpao temo yang berisi sejenis kacang hitam khas Sulut dan daging ayam. Ada pula kue koyabu yang terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa mengkal berbentuk segitiga dan dibungkus dalam daun pandan besar.
”Di balik enak dan harum, khas kopi membuat ketagihan menikmatinya. Minum secangkir kopi dapat memperlancar ide dan mempererat persahabatan,” kata Lany (35), pelanggan kedai ini. Harga kopi dibanderol Rp 10.000 untuk secangkir kopi hitam atau kopi susu.
Sapaan akrab
Rosso Micro Roastery di dekat pintu barat Pasar Modern BSD City juga menawarkan kopi nikmat di kedai mungil yang hangat.
Andrianto Hardjito, pemilik Rosso Micro Roastery, setiap hari menyambut pelanggannya sembari menjelaskan tentang seluk-beluk kopi kepada para pengunjungnya, termasuk mereka yang awalnya tidak suka atau tidak tahu tentang kopi.
Andrianto terus menyapa ramah sambil sesekali mengecek kopi yang disangrai medium. ”Kalau terlalu dark, yang dominan rasa pahitnya. Medium ini yang agak sulit dan bahkan riskan, hasil sangrai hari ini bisa berbeda dengan minggu depan,” katanya.
Ada 28 jenis kopi dari Aceh hingga Papua yang disajikan di warung kopi Rosso. Anda dapat mencicipi sajian kopi yang paling pekat, espresso hingga yang paling ringan, yaitu latte.
Tren kedai kopi ini juga menjamur di Jalan Cirendeu Raya, Tangerang Selatan. Salah satunya adalah Kopi Bru.
Dias (18), barista Kopi Bru, mengatakan, penyeduhan manual menghasilkan rasa kopi yang tidak sepekat yang diseduh langsung dengan ampasnya. Dengan manual brewing, kopi yang telah digiling halus diseduh menggunakan kertas penyaring dan air bersuhu sekitar 90 derajat celsius.
Segelas kopi single origin dapat dinikmati seharga Rp 17.000 dan Rp 10.000 untuk kopi ringan seperti cappuccino dan latte.