JAKARTA – Hujan rintik-rintik hari kedua Synchronize Fest (29/10) tidak ada apa-apanya dibanding semangat para pengunjung yang hendak menonton band dan musisi idolanya. Lokasi yang tergolong jauh bagi beberapa pengunjung juga bukan menjadi halangan yang krusial demi hadir ke festival ini. Memang line up Synchronize Fest membuat para penggemar musik indie dan lokal ini gelap mata akan segala kendala. Semua pengunjung tampak sangat menikmati suasana dan sajian musik yang disuguhkan musisi favoritnya masing-masing. Mereka seakan menemukan “rumah”nya. Tempat dimana semestinya mereka berada.
Line up artis Synchronize Fest sangat beragam. Mulai dari raksasa dangdut Soneta, hingga band-band yang masih terdengar asing di telinga para pengunjung. “Gue beli tiket 3 hari karena ada macem-macem band yang jarang manggung.” tutur Indira (32) dari Jakarta. “Jadi yang datang kesini memang yang benar-benar suka, bukan yang untuk gengsi doang.”, tambahnya. Synchronize Fest memang tidak seramai dan semeriah acara festival musik lainnya. Tetapi festival ini telah berhasil menjadi ruang dan wadah untuk orang-orang yang benar menggemari musik tanah air.
Line up artis di hari kedua tak kalah serunya dibanding hari pertama (28/10) dan hari esoknya (30/10). Ada White Shoes & The Couples Company, The Brandals, The Adams, dan artis-artis lainnya yang tak kalah menarik. “Untuk hari ini gue nunggu The Milo, Bonita and The Husband, The Paps, dan juga Soneta.”, ucap Indira. Thierry (21) dan Andara (21) dari Jakarta, juga antusias menyaksikan band idola mereka tampil. “Gue hari ini mau nonton The Hydrant dan OM PMR (Orkes Moral Pengantar Minum Racun).”, sahut Andara.
Untuk masalah berpakaian pun, pengunjung terlihat tak banyak berkompromi. Sebagian besar dari mereka memilih untuk memilih pakaian yang nyaman untuk dipakai menonton band favorit mereka. “Hari ini gue cuma pakai kaus, celana pendek, dan sandal. Karena gue cari nyaman aja. Cuaca nggak bisa ketebak.” kata Indira. Thierry dan Andara pun mengatakan hal yang sama. “Baju yang gue pakai yang ada di tumpukan pertama aja di lemari saja. Sama gue pakai sandal karena gue jaga-jaga kalau hujan.” tutur Andara. Besar harapan para pengunjung agar fesival ini terus hidup di tahun-tahun berikutnya. Festival yang menjadi ruang bagi penggemar musik tanah air, bukan untuk menjadi ajang gengsi.
Reporter: Yoanes C. Yuditya Halim – Volunteer Kompas MuDa untuk Synchronize Festival
Editor: Abrianny Sinaga