Penuturan kembali sebuah tragedi selalu memunculkan perasaan tidak enak. Penderitaan karena rasa sakit, kesedihan karena kehilangan, dan perjuangan untuk tetap hidup terasa mencekam. Semencekam malam ketika kilang minyak Deepwater Horizon di lepas pantai Teluk Meksiko, Louisiana, Amerika Serikat, meledak pada 20 April 2010.
Tragedi kecelakaan kilang terbesar dalam sejarah industri minyak itu diangkat ke layar lebar dengan judul Deepwater Horizon besutan sutradara Peter Berg (Battleship, Lone Survivor). Karena berdasarkan kisah nyata, ketegangan pun menjadi lebih terasa.
Hanya dengan suara gelembung-gelembung air di lautan dalam, gambar pipa yang terus memanjang, dan dasar laut yang bergolak pada awal adegan, suasana sudah mendebarkan. Kehangatan keluarga Mike Williams (diperankan Mark Wahlberg) bersama istrinya, Felicia (Kate Hudson), dan putri mereka, Sydney (Stella Allen), malah menimbulkan kemasygulan karena kita menduga-duga bakal seperti apa keluarga ini nantinya saat tragedi melanda.
”Karena minyak itu monster. Mereka terjebak, marah,” ujar Sydney, membacakan tugas karya tulis dari sekolahnya tentang pekerjaan sang ayah.
Berg memperkenalkan para tokoh dalam Deepwater Horizon melalui adegan yang menarik. Sehari sebelum ledakan, para pegawai berangkat naik helikopter seperti hari-hari biasanya. Selain Williams yang bekerja sebagai kepala teknik kelistrikan, turut pula Jimmy Harrell (Kurt Russell) alias Mr Jimmy, penanggung jawab operasional kilang; Andrea Flyetas (Gina Rodriguez), yang menjalankan kilang; juga beberapa petinggi perusahaan minyak BP yang ingin meninjau kilang.
Mereka terlibat dalam percakapan yang wajar, sambil bercanda atau meledek satu sama lain. Sentakan ketegangan pertama muncul saat helikopter dihantam burung dan sempat oleng.
Suasana tegang berikutnya muncul saat terjadi perdebatan apakah uji keamanan semen di landasan kilang telah dijalankan dengan benar. Williams juga memaparkan seberapa buruk kondisi kerusakan kilang yang memerlukan banyak perbaikan. Percakapan itu diselingi dengan gambar-gambar landasan kilang di dasar laut yang memperlihatkan adanya ketidakberesan.
Kemelut meruncing saat Mr Jimmy bersitegang dengan Don Vidrine (John Malkovich), eksekutif BP, yang memaksakan pengeboran minyak terus dilanjutkan. Alasan Vidrine, jadwal pengeboran sudah mundur 43 hari karena Mr Jimmy terus melakukan berbagai macam tes untuk memastikan keamanan. Dia tidak yakin kondisi landasan semen aman dari tekanan, sementara pihak BP harus menghemat pengeluaran.
Mirip neraka
Ketika akhirnya diputuskan pengeboran dilanjutkan, terjadilah apa yang ditakutkan. Ledakan besar.
Begitu terjadi semburan minyak yang tidak terkontrol, adegan terus berlanjut dengan ledakan dan kebakaran. Ketegangan memuncak. Riuh rendah orang-orang mencoba menyelamatkan diri atau rekannya dan melakukan segala daya untuk meminimalkan kerusakan kilang.
Berg menggambarkan dengan begitu baik suasana kilang yang mirip neraka itu. Ada jeda sejenak, semacam momen yang sunyi, di antara suara derak logam terbakar. Kesunyian mencekam itu lalu disusul gemuruh besi-besi berjatuhan dan teriakan orang-orang yang ketakutan dan terluka.
Di tengah situasi gawat, terselip kisah tentang jiwa kepahlawanan. Mereka tidak memedulikan kondisi diri sendiri dan berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan hidup rekan-rekannya.
Film Deepwater Horizon dibuat setelah pihak produser mendapatkan hak film dari artikel yang diterbitkan surat kabar The New York Times berjudul ”Deepwater Horizon’s Final Hours” pada 25 Desember 2010. Skenario ditulis oleh Matthew Sand (Ninja Assassin) dan Matthew Michael Carnahan (State of Play, World War Z).
Setelah meledak dan terbakar pada malam itu, kebakaran Deepwater Horizon masih berlangsung selama 87 hari, hingga 15 Juli 2010. Sebanyak 11 orang hilang dan tidak pernah ditemukan, diduga mereka meninggal dalam ledakan. Ketika kilang meledak, 126 orang berada di atasnya.
Deepwater Horizon merupakan kilang pengeboran minyak setengah terendam (semisubmersible), bisa bergerak, mengambang, dan secara dinamis berubah posisi. Dimiliki oleh Transocean, Deepwater Horizon kemudian disewa BP tahun 2008-2013.
Akibat ledakan itu, diperkirakan setidaknya 4,9 juta barrel atau 780.000 meter kubik minyak bocor dan mencemari area laut hingga seluas 180.000 kilometer persegi. Pantai-pantai di Louisiana, sejauh 66 kilometer dari lokasi Deepwater Horizon, juga tercemar minyak. Laporan menyebutkan, sebanyak 2,09 juta kilogram material berminyak dibersihkan dari pantai-pantai itu.
Pada akhirnya, film Deepwater Horizon tidak sekadar menuturkan kembali sebuah tragedi. Film ini juga menjadi pengingat akibat dari keserakahan manusia untuk mengeruk sebanyak-banyaknya dari alam tanpa memedulikan kekuatan alam itu sendiri.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Oktober 2016, di halaman 25 dengan judul “Malam Terkelam di Anjungan Emas Hitam”.
Comments are closed.