Sophie dan Raksasa Baik Hati

0
1362

Steven Spielberg kembali menghadirkan tangan dinginnya menyulap cerita imajinasi menjadi film. Ia menghadirkan lagi kisah ”The BFG” karya novelis Inggris ternama, Roald Dahl, ke layar perak. Keliaran imajinasi kisah Dahl menjadi animasi surealistik yang indah. BFG besutan Spielberg bisa memuaskan penonton anak ataupun dewasa, baik yang sudah pernah maupun belum membaca The BFG yang ditulis Dahl pada 1982.

BFG adalah kisah persahabatan Sophie, seorang anak perempuan yang tinggal di panti asuhan, dengan seorang raksasa yang menyebut diri Big Friendly Giant alias BFG. Di panti asuhannya, Sophie selalu berkhayal menemukan keajaiban malam. Sesuatu yang diyakininya terjadi pada kisaran pukul 03.00 dini hari yang selalu membuatnya terjaga di antara lelap teman-teman seasramanya.

Maka terjadilah dini hari itu, ketika Sophie (diperankan Ruby Barnhill) melanggar pantangannya untuk ”tidak turun dari tempat tidur, tidak mendekati jendela, dan tidak melihat apa yang ada di balik tirai” pada dini hari nan gelap. Sophie melongok ke luar jendela dan ditemukan oleh seorang raksasa, yang lantas menculiknya pergi ke negeri para raksasa.

Di negeri raksasa, Sophie mendapati ternyata penculiknya adalah raksasa pemburu dan peramu mimpi. ”Aku tidak memakan menusia. Akulah si Raksasa Baik Hati, Big Friendly Giant,” kata si raksasa, dengan aktor Mark Rylance sebagai pengisi suaranya. Sophie tak percaya, tetap ketakutan melihat sosok besar si raksasa.

Tapi, ketakutan itu belum seberapa. Si raksasa peramu mimpi itu ternyata raksasa kerdil, yang setiap hari menjadi bulan-bulanan sekawanan raksasa jahat—Bloodbottler, Fleshlumpeater, dan para raksasa lain yang berukuran dua-tiga kali lebih besar ketimbang Big Friendly Giant. Sophie yang tahu BFG tak berdaya menghadapi para raksasa jahat itu akhirnya membawa BFG menemui Ratu Inggris dan meminta pertolongan Ratu Inggris untuk memerangi para raksasa jahat itu.

The Big Friendly Giant Arsip Warner Bros Entertainment 10-09-2016
The Big Friendly Giant
Arsip Warner Bros Entertainment
10-09-2016

Duet lama

Film BFG kembali mempertemukan Steven Spielberg dengan duet lamanya, Melissa Mathison. Mathison yang berpulang tahun 2015 adalah penulis naskah film E.T. the Extra-Terrestrial, yang pada 1982 menabalkan nama Spielberg sebagai ”sutradara jagoan” menghadirkan efek visual dalam kisah imajinasi liar apa pun.

Sebagai penulis naskah film BFG, Mathison bersetia kepada alur utama yang dikisahkan Dahl dalam buku The BFG, tetapi juga piawai menebar bumbu-bumbu di sana-sini. Mathison memoles karakter-karakter kawanan raksasa, Bloodbottler dan teman-temannya. Bukan cuma kejam dan suka menculik anak manusia, kawanan Bloodbottler menjelma menjadi segerombolan raksasa kekanak-kanakan, tukang bully, dan serampangan.

Seperti suara Rylance yang piawai menghidupkan karakter BFG, suara aktor Jemaine Clement dan Bill Hader piawai menghadirkan karakter berangasan Fleshlumpeater dan Bloodbottler, dua begundal utama kawanan raksasa jahat. Para aktor itu, terutama Rylance, menjadi penentu utama hidupnya animasi surealistik para raksasa garapan tim animator film berdurasi 117 menit itu.

The Big Friendly Giant Arsip Warner Bros Entertainment 10-09-2016
The Big Friendly Giant
Arsip Warner Bros Entertainment
10-09-2016

Menjadi ”nyata”

Sejumlah adegan dalam BFG besutan Spielberg itu mengingatkan pada sejumlah adegan dalam film kartun The BFG yang dibesut sutradara Brian Cosgrove pada 1989. Beberapa adegan bahkan sungguh serupa karena sama-sama menghadirkan sedetail mungkin narasi dari bukuThe BFG karya Dahl. Adegan Sophie bersantap dengan Ratu Inggris (diperankan Penelope Wilton) di istana sang ratu, misalnya. Di sana, BFG turut bersantap di atas ”meja raksasa” yang disusun dari kaki-kaki berupa empat buah almari jam.

Tapi, tentu saja, adegan dalam BFG besutan Spielberg terasa lebih hidup, menggabungkan animasi surealistik sedetail foto dengan adegan sungguhan. Bagian petualangan Sophie di Negeri Mimpi menjadi salah satu bagian terindah, yang menjadikan seluruh imajinasi Dahl terpindah ”nyata” ke layar perak.

Animasi BFG di antara adegan sungguhan mungkin tak semegah efek visual dan animasi The Lord of the Ring, misalnya, tapi sungguh berkesesuaian dengan plot petualangan Sophie dalam buku karya Dahl. Secukupnya (tentu saja tampilan secukupnya itu dibikin dengan sangat rumit), tapi pas dengan kebutuhan kisah.

BFG yang antara lain diproduksi Amblin Entertainment dan Walt Disney Pictures itu rasanya bakal memuaskan setiap anak yang menontonnya, entah mereka pernah ataupun belum pernah membaca buku The BFG yang ditulis Dahl. Para penonton dewasa, yang pasti sudah akrab dengan kepiawaian Spielberg mewujudkan imajinasi menjadi tontonan, pun bakal mendapat suguhan memukau.

Aryo Wisanggeni G


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 September 2016, di halaman 21 dengan judul “Sophie dan Raksasa Baik Hati”.