Kenali dan Atasi Cyberbullying pada Anak

56
1192

TANGERANG, KOMPAS CORNER — Persepsi ataupun pandangan orang tua yang tidak tepat terhadap cyberbullying justru bisa memperbesar potensi terjadinya cyberbullying pada anak. Seperti yang dilansir oleh detik.com, sebagian besar orang tua di Indonesia kerap kali menanggapi perkataan yang bersifat pelecehan di media sosial sebagai bahan candaan. Ketidaktepatan persepsi tersebut justru membuka “celah” bagi pelaku cyberbullying untuk tetap melancarkan aksinya. Di Indonesia sendiri, cyberbullying masih belum marak diperbincangkan. Padahal, dampak negatif dari cyberbullying tak kalah besarnya dengan tindakan kekerasan lain. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman dan langkah yang tepat agar cyberbullying pada anak dapat segera dituntaskan.

 

Definisi Cyberbullying

Cyberbullying ialah perilaku agresif yang dimaksudkan untuk melukai orang lain secara non-fisik yang dilakukan berulang kali oleh sekelompok orang ataupun individu melalui perangkat elektronik (Smith, 2008).

Cyberbullying sendiri juga memiliki 8 jenis. Berikut 8 jenis cyberbullying (Willard, 2007):

  1. Flaming (amarah): mengirimkan pesan teks yang mengandung kata-kata amarah
  2. Harassment (gangguan) : mengirimkan pesan teks yang bertujuan untuk menggangu sang penerima pesan
  3. Denigration (pencemaran): mengirimkan pesan teks yang dimaksudkan untuk menjatuhkan reputasi dan nama baik seseorang
  4. Impersonation (peniruan): berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan teks yang tidak baik
  5. Outing (penyebaran privasi): menyebarluaskan privasi milik orang lain
  6. Trickery (tipu daya): pesan teks yang berisi bujukan tipu daya kepada seseorang agar memperoleh privasi milik orang lain
  7. Exclusion (pengucilan) : secara sengaja mengeluarkan atau mengucilkan seseorang dari grup online
  8. Cyberstalking : tindakan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang di dunia maya

Adapun alat yang dimanfaatkan dalam tindakan cyberbullying seperti yang dituturkan oleh Sheri Bauman (2008), yakni Instant Message, Chatroom, Trash Polling Site, Blog, Bluetooth bullying, dan situs-situs jejaring sosial.

Cyberbullying sendiri kerap menimpa pengguna media sosial yang masih berusia anak-anak dan remaja. Namun, hal ini tak menutup kemungkinan bahwa cyberbullying juga menimpa orang dewasa.

 

Korban & Pelaku Cyberbullying

Tindakan cyberbullying umumnya terjadi di media sosial seperti Facebook, Twitter dan media sosial lainnya. Anak dengan karakteristik pemalu, sukar bergaul, dan rendah diri lebih rentan menjadi korban cyberbullying. Adapun pelaku cyberbullying cenderung berwatak agresif kepada anak lainnya, dan memiliki kepribadian yang aktif.

 

Dampak Negatif Cyberbullying

Dampak negatif yang umumnya ditimbulkan oleh cyberbullying (N. Willard, 2011) diantaranya ialah penurunan prestasi akademik yang diikuti dengan penurunan rasa percaya diri anak, perasaan sedih, stres, depresi, dan penarikan diri sang anak dari lingkungan keseharian. Pada titik tertentu, sang anak memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengakhiri hidupnya ketika cyberbullying tak kunjung usai dalam kurun waktu yang cukup lama.

 

Langkah Mengatasi Cyberbullying pada Anak

Terdapat beberapa langkah untuk mengatasi cyberbullying pada anak (Flourensia Sapty Rahayu, 2012) , yakni:

– Pemberian edukasi yang tepat mengenai penggunaan media sosial

Orang tua perlu menanamkan pemahaman yang benar mengenai tata cara penggunaan media sosial dengan bijak. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya prevensi anak terhadap tindakan yang mengarah pada cyberbullying.

– Jalin komunikasi 2 arah dengan anak

Kadang kala jalinan komunikasi antar orang tua dengan anak hanya bersifat 1 arah, dimana anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan opininya. Hal tersebut dapat menurunkan kadar keharmonisan antar orang tua dengan anak. Untuk itu, orang tua perlu menjalin komunikasi yang bersifat dinamis, dimana komunikasi tersebut tak hanya didominasi oleh orang tua, namun juga didominasi oleh sang anak.

– Memantau aktivitas anak di media sosial

Selain menjalin komunikasi yang lancar, orang tua juga dirasa perlu untuk memperhatikan aktivitas anak di dunia maya, terutama di media sosial. Tindakan cyberbullying setidaknya akan lebih cepat diatasi ketika orang tua memantau tingkah laku anaknya di media sosial.

– Jika anak mengalami cyberbullying, berikan dukungan dan bangun rasa percaya diri sang anak

Penyebab cyberbullying bisa jadi beragam. Kekurangan dan kondisi fisik sang anak bisa jadi sebab anak mengalami cyberbullying. Dalam hal ini, orang tua perlu menekankan bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut perlu disampaikan agar sang anak tak perlu lagi risau dengan kekurangan yang dimiliki.

– Jika cyberbullying terjadi dalam kurun waktu tertentu dan tak kunjung usai, maka orang tua perlu mengatasi secara langsung tindakan cyberbullying

Bila tindakan cyberbullying tak kunjung usai, maka orang tua perlu menangani permasalahan dengan serius. Berdiskusi dengan pihak yang melakukan cyberbullying secara langsung dan bekerja sama dengan pihak terkait seperti sekolah, dan lingkungan sekitar bisa jadi langkah utama untuk menuntaskan cyberbullying.

Usai mengetahui pemahaman dan langkah-langkah tepat untuk mengatasi cyberbullying, diharapkan orang tua dan masyarakat sekitar lebih peduli dan peka terhadap kasus cyberbullying yang menimpa anak-anak dan remaja.

 

Penulis : Elisabeth

Editor : Editorial Kompas Corner UMN

Sumber : abduljalil.web.ugm.ac.id, tekno.kompas.com, psikologmalang.com, theasianparent.com, walidrahmanto.blogspot.co.id, strahan.kemhan.go.id

Sumber foto : 

Comments are closed.