BEKASI, KOMPAS Perhelatan pawai budaya dalam rangka puncak peringatan Hari Ulang Tahun Ke-19 Kota Bekasi, Sabtu (12/3), meriah dengan diikuti lebih dari 25.000 orang. Para peserta menyajikan kebinekaan dengan menampilkan beragam jenis budaya dari berbagai suku dan agama.
Pawai yang digelar mulai dari Jalan Ahmad Yani hingga kawasan Summarecon Bekasi sepanjang sekitar 2 kilometer diikuti peserta dari satuan kerja perangkat daerah Kota Bekasi, aparat kecamatan, organisasi massa, warga perumahan, pelajar sekolah, hingga grup kesenian.
Setiap peserta memperagakan beragam budaya dengan mengenakan kostum suku Betawi, Jawa, Sunda, Batak, Padang, Dayak, Asmat, Madura, dan lainnya. Sebagian dari mereka menampilkan tarian, kuda lumping, reog ponorogo, sisingaan, hingga tari kontemporer.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pawai ini mencerminkan karakter masyarakat Kota Bekasi yang multikultural. Kondisi ini merepresentasikan Indonesia skala kecil.
”Dengan pawai ini, semua kalangan dapat merasa memiliki Kota Bekasi. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, serta suku yang bermacam-macam,” ujar Rahmat.
Menurut dia, masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan banyak pendatang seperti Kota Bekasi memiliki ciri yang heterogen. Di Indonesia yang berdasarkan Pancasila, masyarakat Bekasi diharapkan bisa saling menghargai dan mengedepankan toleransi. Pawai seperti ini bisa menjadi media perekat warga.
Iring-iringan peserta pawai menyita perhatian warga Kota Bekasi. Warga berduyun-duyun menonton dari dekat. ”Setiap tahun saya tak pernah absen menonton pawai ulang tahun Bekasi. Seru melihat penampilan peserta dan semangatnya,” kata Meti (43), ibu rumah tangga yang tinggal di Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.
Peduli sampah
Dalam pawai yang berlangsung sejak pukul 08.00 tersebut, peserta dan penonton tumpah ruah di jalan. Cuaca panas menyengat membuat para penjaja minuman di tepi jalan diserbu. Sebagian peserta dan penonton berjalan sambil mengudap. Sampah pun berserak di jalan.
Dari ribuan peserta, terdapat beberapa kelompok yang berinisiatif memungut sampah, seperti rombongan ibu rumah tangga dari RW 013 Kompleks Pondok Surya Mandala, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan. Para ibu yang sebagian berusia di atas 50 tahun cekatan memunguti sampah dan mengumpulkannya ke dalam kantong plastik.
”Kami spontan saja langsung mencari kantong plastik keresek begitu lihat banyak sampah. Rasanya geregetan. Apalagi, di RW kami ada bank sampah sehingga bisa dibawa ke sana,” ujar Sri Rahayu (60).
Tindakan serupa ditunjukkan kelompok pelajar dari organisasi Green Team SMKN 3 Bekasi. Bedanya, sejak berangkat dari sekolah menuju pawai, mereka sudah berencana memungut sampah di lokasi pawai. ”Kami yakin kalau pawai pasti banyak sampah, makanya sudah menyiapkan kantong plastik untuk sampah,” kata Fiqi Sahril (16), pelajar kelas X.
Selain pawai, puncak peringatan HUT Ke-19 Kota Bekasi ini juga ditandai pembukaan pameran Bekasi Expo 2016 yang diresmikan Wali Kota Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Terdapat sekitar 100 stan di pameran yang berlangsung hingga 20 Maret itu.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bekasi Aceng Solahudin mengatakan, pameran yang baru pertama kali digelar ini dapat menjadi ajang untuk mengenalkan produk unggulan Kota Bekasi kepada masyarakat. Untuk itu, kebanyakan stan diisi perwakilan usaha mikro, kecil, dan menengah dengan produk kerajinan boneka, mebel, dan makanan khas Bekasi.
Pesta seni
Kemeriahan pesta ulang tahun juga dirasakan pengunjung Pasar Seni Ancol. Pasar khas ini tengah memperingati ulang tahun ke-41. Manajemen PT Taman Impian Jaya Ancol bersama komunitas seniman Pasar Seni menyelenggarakan perayaan bertajuk ”Art-presiasi”, kemarin pukul 14.00-21.00. Sekitar seratus seniman dan pengunjung membaur menjadi satu di depan panggung Pasar Seni.
Acara dibuka dengan prosesi tarian kontemporer yang menandu nasi tumpeng dan sesajen berupa bubuk warna dan bunga. Nasi tumpeng melambangkan rasa syukur atas tahun yang berlalu. Sementara warna melambangkan keberagaman anggota komunitas Pasar Seni.
Sembari menari dengan iringan lagu gamelan yang diaransemen seperti musik elektrik, penari melukis di atas kanvas besar dengan bubuk warna. Terbentuklah tulisan ”HUT Pasar Seni 41”.
Dalam sambutan, Ketua Komunitas Seniman Pasar Seni Tato Karnareja menyatakan rasa syukur. Dengan pengalaman berkarya selama 41 tahun, komunitas Pasar Seni diharapkan mencapai kematangan dalam berpikir, berbuat, dan berkarya. Caranya dengan berkontribusi bagi masyarakat.
”Setiap tahun, akademi-akademi seni dunia melahirkan puluhan seniman berkelas. Bagaimana dengan Pasar Seni? Apakah mau berlari mengejar mereka, atau jalan di tempat?” ujar Tato.
Olivia Hendrietta, Manajer Pelayanan dan Fasilitas Rekreasi PT Taman Impian Jaya Ancol, mengatakan, pihaknya amat mendukung aktivitas seni di Pasar Seni. Pihaknya berniat segera memperbaiki panggung dan prasarana Pasar Seni.
Perayaan ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara lukis model, body painting, pembuatan mural dan grafiti, pembuatan tato, atraksi sepeda BMX, serta pertunjukan dari komunitas manusia patung dan pantomim. Selama acara, pengunjung dan seniman berbaur. Di atas panggung, band Natty Dread menghibur dengan musik reggae.
(ILO/C10)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Maret 2016, di halaman 10 dalam rubrik “Pawai Kebinekaan Kota Bekasi Di Pasar Seni Ancol, Perayaan Ulang Tahun Meriah Dikemas dalam Art-presiasi”