SERPONG, KOMPAS CORNER – Banyaknya penyakit yang silih berganti menyerang masyarakat dewasa ini mencuri perhatian para dokter untuk memikirkan jalan keluar bagaimana dapat menyembuhkan pasien, bukan hanya mengobati. Minggu 28 Februari 2016, di Avilla Restoran Rasane Gading Serpong telah diselenggarakan Herbico Festival, sebuah acara yang membuka dan menghantarkan cara berpikir masyarakat kepada pola hidup yang lebih sehat. Kegiatan yang dibuka untuk umum dan gratis ini menyuguhkan beragam sarana mulai dari seminar oleh Dr. Susianto dan Dr. Anton Budiono, free medical checkup, kelas memasak, dan diakhiri dengan kelas pilates dan cardio dance. Tak hanya itu, bazaar vegetarian pun turut mewarnai acara dengan mendemokan menu khas cita rasa Indonesia yang dikemas dalam komposisi lebih sehat.
Bersama pembicara pertama, Dr. Anton Budiono, M.S, hadirin diberi acuan diet yang baik dan benar. Bertolak dari kitab suci, Dr. Anton memaparkan aturan makan yang sehat untuk manusia. Pertama, konsumsi buah, biji, dan sayur karena terdapat air dan enzim yang berlimpah, selain itu sayur sering kali digunakan sebagai obat alami yang dengan menyantapnya, manusia tidak perlu berpikir dua kali tentang efek samping yang akan diberikan. Kedua, melakukan kegiatan fisik “Kalau hanya makan sehat tapi tidak pernah bergerak, sama saja akan jebol” tutur Dr. Anton. Ketiga, kerap kali melakukan relaksasi dan meditasidengan mensyukuri apa yang sudah kita miliki. Keempat, melakukan interaksi sosial seperti seorang pasien Hypertensiondari Dr. Anton yang mengatakan bahwa dengan berkumpul bersama dapat menurunkan tekanan darah tingginya. Kelima, mempererat hubungan dengan Tuhan.
Tak hanya itu, Dr. Anton juga memberikan overview mengenai penelitiannya, daun Chaparral, yang dijadikan produk teh untuk penyembuhan penyakit seperti Kanker secara berkala. Penelitian ini disertai dengan perbandingan responden yang menggunakan chemotherapy sebagai pengobatan Kanker, dengan meminum teh ini secara teratur. Hasil membuktikan bahwa progres yang diberikan tidak jauh berbeda, hanya chemotherapy berhujung pada kebotakan.
Bersama pembicara kedua, Dr. Susianto, MKM, para tamu diajak untuk merubah pola pikirnya terhadap Tahu dan Tempe yang sering kali dipandang sebelah mata.Dalam 6 bulan penelitian bersama 118 orang responden, Dr. Susianto menegaskan bahwa kacang kedelai itu mengandung Vito Heterogen untuk dijadikan antioksidan. Melalui Indonesian Vegetarian Society, beliau membuktikan 70% -80% tidak tahan dengan Lactose. Sedangkan dalam jumlah yang sama masyarakat di dunia bagian barat, tidak tahan dengan Gluten.“Satu-satunya susu yang baik dikonsumsi hanyalah Air Susu Ibu” ujar Dr. Susianto. Jika seorang wanita tidak memberikan ASI, besar kemungkinan dirinya akan menderita Kanker Payudara.Pada tanggal 25 November 2015 lalu, World Health Organization menyatakan bahwa daging olahan adalah pencetus Kanker Usus Besar. Pemberitahuan ini berakibatkan pada penurunan jumlah penjualan daging dan susu olahan. Di Indonesia, budaya empat sehat lima sempurna sejak tahun 1950 dengan unsur kelima adalah susu hewani, mendapatkan perbaikan pada tahun 1993 bahwa masyarakat Indonesia tidak harus minum susu untuk meraih kesempurnaan gizi. Pada tahun 2005, Dr. Susianto mengatakan bahwa susu tetap dapat dikonsumsi, tetapi diganti dengan susu nabati yang memiliki lebih banyak manfaat kesehatan dibandingkan dengan susu hewani. Di akhir pembicaraannya, Dr. Susianto membuka pemikiran hadirin bahwa kalsium pada biji wijen itu 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kecenderungan memberikan penyakit seperti Leukimia dan Obesitas. Jadi Dr. Susianto menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak takut menjadi seorang vegetarian, karena reset membuktikan pola hidup vegetarian membuat manusia lebih sehat dibandingkan non-vegetarian.
Dengan ini diharapkan masyarakat Indonesia lebih melek vegan, dan menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan dibandingkan produk hewani. Yuk, Kita ganti camilanmu dengan vegan teman kampus!
Penulis : Herlina Anace Yawang
Fotografer : Aletheia Hardiman