Pesona Tiga Danau di Laut Flores

0
1467

Berwisata ke kawasan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, kita tidak hanya disuguhi satwa langka komodo yang dapat dilihat di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, tetapi juga panorama alam di garis Wallace tersebut yang memesona. Selain panorama alam bawah laut Flores, pulau-pulau karang yang berbukit menciptakan panorama nan elok, apalagi jika dilihat dari atas bukit di pulau-pulau tersebut.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dengan perahu cepat dari Pulau Komodo, sampailah kami di Pulau Padar, satu dari tiga pulau utama di kawasan Taman Nasional Komodo. Dua perahu motor kayu yang berlabuh di tepi pantai menandakan sudah ada dua rombongan lain yang berkunjung ke pulau tak berpenghuni tersebut.

”Kalau sudah sampai di sini, rugi kalau tidak naik ke atas bukit,” kata Teny, wisatawan asal Yogyakarta yang kami temui saat kami mendarat, Selasa (1/9). Teny pun dengan semangat menunjukkan sejumlah foto yang diambil dari puncak bukit tertinggi di Pulau Padar menggunakan kamera pada telepon pintarnya.

Foto-foto yang ditunjukkan Teny memacu semangat kami, rombongan wartawan bersama Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk bergegas menuju puncak bukit di Pulau Padar. Perlu usaha lumayan keras bagi mereka yang tak biasa mendaki gunung untuk menyusuri jalan setapak mendaki bukit setinggi sekitar 500 meter dengan kemiringan rata-rata 45 derajat tersebut.

Beberapa gundukan batu karang di lereng bukit itu membantu kami untuk sekadar mengambil napas dan meneguk air mineral sebelum meneruskan perjalanan. Matahari yang bersinar terik siang itu memang lumayan menguras cairan tubuh. Laut yang tenang dan terlihat biru dari ketinggian menambah semangat kami untuk segera mencapai puncak.

Tak sampai 10 meter menjelang puncak, di sebuah tempat yang lumayan datar, beberapa orang sibuk mengarahkan gaya dan memotret seorang laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian pengantin ala Barat. ”Wuih, ada yang prewed (foto pre wedding) di sini,” kata seorang rekan wartawan dengan takjub.

Dan memang, tak salah jika Wilson dan Winy, pasangan kekasih asal Bandung, Jawa Barat, menerima ajakan teman-temannya untuk membuat foto pre wedding di ketinggian bukit Padar tersebut. Beberapa teluk di pulau itu yang menciptakan panorama danau dengan pasir putih di pantainya menjadi latar belakang yang eksotis.

Sebagaimana janji Kepala Balai Taman Nasional Komodo Helmi, dari puncak bukit Padar kami disuguhi panorama tiga danau di Laut Flores. Tiga lekukan besar di kedua sisi tebing di Pulau Padar, baik yang menghadap Pulau Komodo maupun Pulau Rinca, memang terlihat seperti tiga tepi danau yang melingkar. Airnya yang biru terlihat kontras dengan pasir putih di pantainya. Rasa lelah dan dahaga saat mendaki bukit itu pun terbayar.

Selain berfoto-foto, kami pun tidak melewatkan pemandangan saat mentari secara perlahan tenggelam di ufuk barat. Dari puncak bukit, kami melihat Wilson dan Winy pun tak melewatkan momen tersebut untuk melengkapi foto-foto pre wedding mereka.

Andalan

Helmi mengatakan, panorama dari bukit Padar tersebut merupakan salah satu andalan aksi wisata darat di Taman Nasional Komodo, selain komodo serta flora dan fauna di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Hanya saja tempat ini belum digarap secara khusus sebagaimana Pulau Komodo dan Rinca.

”Tempat ini memang belum banyak dikenal. Wisatawan yang datang ke sini selalu ada, tetapi belum banyak. Umumnya mereka datang berombongan dengan menyewa perahu motor kayu karena memang biaya wisata ke sini masih mahal. Kalau datangnya berombongan, bisa murah,” katanya.

Seperti halnya Teny, dia datang bersama tujuh temannya dengan menyewa perahu motor kayu dengan tarif Rp 8 juta selama empat hari dari Labuan Bajo di Pulau Flores untuk keliling kawasan Taman Nasional Komodo. Adapun Wilson dan Winy, kata Vence si pemilik studio foto yang mengerjakan foto pre wedding pasangan tersebut, merogoh kocek hingga Rp 30 juta.

Jika tak ingin bermalam di laut, pengunjung bisa menyewa perahu cepat dengan kapasitas 15 penumpang dengan tarif Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Berangkat dari Labuan Bajo, pengunjung bisa mengunjungi sejumlah tempat seperti Pulau Rinca atau Pulau Komodo untuk melihat komodo (Varanus komodoensis). Selain komodo, jika beruntung, pengunjung bisa mendapati burung kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea) di kedua pulau itu. Labuan Bajo-Pulau Komodo dapat ditempuh dalam waktu 5-7 jam, sedangkan Labuan Bajo-Pulau Rinca sekitar 2 jam.

DE3CB911-925E-DA30-EA708DAEA85F1F60

Setelah itu bisa menuju Pantai Pink untuk menikmati pasirnya yang berwarna merah muda oleh efek algae yang terkena sinar matahari serta panorama bawah lautnya yang ditumbuhi banyak terumbu karang. Pulau Komodo-Pantai Pink dapat ditempuh sekitar 15 menit. Dari Pantai Pink bisa lanjut ke Pulau Padar dengan menempuh waktu selama 1-1,5 jam.

Selain panorama dari puncak bukit, Pulau Padar menawarkan panorama bawah laut. Paling tidak ada tiga spot untuk menyelam di perairan Pulau Padar. Total ada 42 spot untuk menyelam dan snorkeling di kawasan Taman Nasional Komodo yang seluas 173.300 hektar tersebut. Perairan yang ditumbuhi banyak terumbu karang dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang menyajikan panorama dalam laut yang indah.

Jika beruntung, di titik-titik tertentu pengunjung bisa menjumpai ikan pari raksasa yang disebut pari manta dan juga paus dan lumba-lumba. Kawasan Taman Nasional Komodo memang menjadi habitat dan jalur migrasi bagi sekitar 24 jenis paus dan lumba-lumba.

(Yovita Arika)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 September 2015, di halaman 27 dengan judul “Pesona Tiga Danau di Laut Flores”