Melakukan semua kegiatan karena senang dan penuh gairah, Vidi Aldiano (25) selalu ceria ketika berbicara tentang semua kegiatannya itu. Penyanyi yang meroket saat membawakan lagu ”Nuansa Bening” (2008) ini menjalani semua tanpa beban. Juga ketika menyanyi yang menjadi kesenangan dan pertama-tama memunculkan namanya.
”Apa yang saya lakukan semua karena senang. Nyanyi seperti di kantin tadi bukan kerja bagi saya, tetapi mengerjakan hal yang saya senangi,” ujar Vidi seusai bikin kejutan di kantin karyawan Kompas Gramedia, Jakarta, Juni lalu.
Berbekal popularitas dan hendak merawat kesenangannya, lulusan Universitas Pelita Harapan, University of Manchester, dan Berklee College of Music ini membentuk label rekaman sendiri, membuat clothing line atas namanya, dan restoran. Untuk semua usaha itu, Vidi menyebut diri sebagai creativepreneur.
Bagi Vidi, apa yang dibutuhkan oleh seorang yang terjun di dunia kreatif adalah rasa cinta atas hal yang digeluti. Ia yakin, hal yang dikerjakan dengan hati pasti akan jadi sebuah karya yang baik. Jika terpaksa mengerjakan hal-hal di luar kecintaannya, Vidi akan melihat alasan logisnya. ”Saya akan tetap mengerjakan hal tersebut secara profesional dan sesegera mungkin menyiapkan exit plan dan next step-nya,” ujarnya.
Pendidikan sebagai bagian dari pembentukan diri dan pembangunan jaringan, bagi Vidi tetap penting. Tidak cukup mengambil master di University of Manchester, Vidi masih punya rencana untuk mengambil S-3 sebagai bagian dari mimpi yang hendak diwujudkannya.
Berikut ini sejumlah pertanyaan terpilih pembaca harian Kompas dan jawaban Vidi Aldiano:
Dear tim Kompas Kita. Tidak setiap orang bisa menemukan passion dan apa yang diinginkan dengan mudah, terlebih di usia muda, sangat salut dengan pencapaian itu. Siapa yang menjadi role model Vidi Aldiano untuk bisa sampai dalam tahap ini dan apa resep di baliknya? Menjadi penyanyi dan entrepreneur secara bersamaan bukanlah hal mudah, terutama terkait manajemen waktu. Bagaimana Vidi menjalankan kedua hal ini agar seimbang? (Andika B Priambodo, Jakarta Selatan)
My dad. He’s a big role model for me on being an entrepreneur. Saya sangat yakin, lingkungan membentuk diri seseorang. Keluarga dan sahabat adalah salah satu lingkungan yang terdekat. So pick ur friends wisely, he-he-he. Time management adalah sesuatu yang complicated dan tailored ke setiap orang. Prinsipnya, untuk menjadi orang yang sukses dan bermanfaat di masyarakat, 24 jam sehari harus dimaksimalkan untuk kegiatan-kegiatan yang produktif.
Siapakah musisi internasional yang menginspirasi Anda dalam dunia tarik suara? Adakah keinginan menggeluti dunia usaha untuk selanjutnya? Bagaimana respons para pengurus masjid dengan usaha Anda tentang peluncuran produk sistem suara Al Karim? (Ahmad Faisol Mansur, Singaraja-Bali)
Halo Ahmad. Musisi internasional yang menginspirasi saya antara lain Craig David, Michael Jackson, Luther VD. Mengenai dunia usaha lain, sudah dimulai sejak awal tahun ini dengan membuka sebuah restoran dengan nama H Gourmet and Vibe di daerah Gunawarman, Jakarta Selatan, dan sebuah brand clothing online VA Apparel serta recording dan manajemen sendiri. Tentang peluncuran sistem suara masjid, responsnya positif. Sudah cukup banyak masjid yang menggunakan Al Karim.
Sebagai salah satu musisi muda Tanah Air, bagaimana cara Vidi menghasilkan sebuah karya yang sederhana, keren, dan yang pasti menjual? Karena seperti kita ketahui, anak muda saat ini cenderung lebih menggemari musik dari negara lain dibanding negeri sendiri. Terima kasih. (Risma Rachmawati, Jakarta Pusat)
Halo Risma. Kuncinya adalah bikin karya yang jujur, yang sebenar-benarnya dari hati, karena semua yang dikerjakan dengan hati pasti akan jadi sebuah karya yang baik.
Sebelumnya, saya sangat salut dengan apa yang sudah Mas Vidi lakukan. Apa yang memotivasi Mas Vidi untuk membentuk label rekaman, clothing line, dan restoran sendiri? Bagaimana Mas Vidi dapat mengatur itu semua? (Aulia Rahmawati, Tangerang)
Halo Aulia. Menyanyi, fashion dan FnB adalah hobi, sepertinya lebih mudah memulai usaha atau bisnis berdasarkan apa yang kita suka.
Apa yang akan Anda lakukan apabila suatu saat ternyata keadaan memaksa Anda untuk bekerja di luar passion Anda? Bagaimana seandainya orang yang Anda sayangi tidak mendukung apa yang Anda lakukan? (Andi Zulfikar, Makassar, Sulawesi Selatan)
Halo Andi. Saya sangat menghindari hal itu terjadi, karena moto kerja saya adalah untuk bisa mengerjakan hal yang saya cintai. Namun, apabila saya terpaksa harus mengerjakan sesuatu yang bukan sesuai passion saya dengan alasan yang logis, saya akan tetap mengerjakan hal tersebut secara profesional, dan sesegera mungkin menyiapkan exit plan dan next step-nya.
Kalau orang yang saya sayangi tidak mendukung apa yang saya lakukan, berarti mereka tak menyayangi saya apa adanya. Why bother? He-he-he.
Mas Vidi termasuk artis yang sukses dalam karier dan studi. Sejauh mana peran studi mampu mendorong kesuksesan karier Anda selama ini? Terima kasih dan salam. (Paul Sutaryono)
Halo Paul. Studi sangat menopang karier saya dalam dunia entertainment, karena dengan studi, saya bisa memandang sebuah masalah dengan cara yang berbeda. Dan dalam menjalankan studi, saya bisa sekalian memperluas network dengan lingkungan yang mempunyai interest di bidang yang sama. Dalam hal ini, dunia bisnis.
Apa yang harus dilakukan pertama kali untuk menjadi creativepreneur seperti Mas Vidi? (Mahya Hidayatun Ni’mah, STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah Pendidikan Bahasa Arab)
Halo Mahya. You have to be courageous, creative, innovative. Try to copy and modified a successful business model, and apply it in Indonesia. There will be no harm on mimicking a success story.
Sebagai anak muda yang berprestasi, ada tips buat mahasiswa supaya bisa berkarier atau memulai usaha sejak dini seperti Vidi? (Yelly Susanti, Bandung)
Halo Yelly. Utamakan pendidikan dan mulailah bisnis kamu sendiri sekarang. Jangan pernah takut gagal.
Hai Vidi, kegagalan terbesar dalam hidup kamu apa? Bagaimana cara mengatasinya karena yang kami lihat kan Vidi sudah sukses di usia muda, di balik sukses pasti tidak selalu mudah. Apa mimpi yang belum tercapai? (Argihta Marettia Sitorus, Bogor)
Banyak kegagalan dan penolakan yang saya alami on my early stage. Rejection is probably the hardest part. Namun, dukungan keluarga dan diri sendiri yang mengeluarkan saya dari lubang keterpurukan. You have to stop pitying yourself and do something about it. Improve yourself, since you’re the one who can really make the difference.
Dengan pesatnya perkembangan para creativepreneurs muda di Indonesia, bagaimana caranya supaya mereka dapat mengembangkan potensi mereka sepenuhnya? Apakah melalui workshop dan komunitas? Lalu, secara finansial, strategi apa yang paling jitu untuk digunakan para wirausaha muda dalam mengembangkan bisnis mereka. Apakah melalui perbankan lokal atau venture capital? Yang terakhir, strategi online marketing apa yang Kak Vidi sudah lakukan atas bisnis yang kakak miliki? Terima kasih. (Gloria Felicia)
Wah, jawabannya sih semuanya. Dan tergantung setiap individu. Ada yang efektif dengan banyak mengikuti workshop atau seminar, ada juga yang memang tidak harus seperti itu. Do what suits you the most on becoming a better you.
Untuk urusan finansial akan lebih mudah apabila dapat memanfaatkan business angel dari lingkungan sekitar dulu. Venture capital atau bank merupakan pilihan yang berisiko untuk bisnis start up. Try crowdfunding!
Selain sebagai penyanyi, Anda juga berbisnis clothing line yang menyasar pasar anak muda. Mengapa Anda tertarik berbisnis clothing line? Dan apakah ada rencana membuka toko? (Aryo Pradipto, Semarang)
Halo Aryo. Alasannya simpel, karena mode adalah salah satu dari dunia yang sudah sangat familier dan berhubungan dengan dunia musik saya. Passion di dunia mode pun tumbuh. Rencana akan ada toko tahun depan, doakan saja.
Ketika Anda dihadapkan untuk meneruskan karier sebagai seniman musik dan memilih berwirausaha, apa yang akan Anda pilih sebagai pilihan terbaik? Dan bagaimana cara Anda memotivasi kaum muda lainnya agar dapat sukses seperti Anda dalam menyalurkan hobi dan berwirausaha di masa muda? (Muhammad Hisyamsyah Dani, Mahasiswa UIN Sumatera Utara)
I chose what i love the most. I love singing, doing business and becoming a better version of myself from one day to another.
Apakah popularitas Vidi saat ini memengaruhi kemajuan bisnis yang sedang Vidi geluti? Bagaimana jika kelak popularitas Vidi mengalami penurunan yang juga berimbas pada bisnis Vidi, apa strategi yang akan Vidi jalankan. Terima kasih, mohon maaf jika ada salah kata. Salam. (Kamiluddin Azis, Bandung)
Sangat membantu pada bagian promosi bisnisnya. Namun, bisnis tidak dibangun hanya dengan promosi yang baik, tetapi banyak bagian lain yang sama penting. Jadi, kalau popularitas menurun, tak akan terlalu besar memengaruhi. Bagian yang lain dari bisnis harus diperkuat, itu strateginya.
Mengapa tertarik terjun di bidang kuliner? Bagaimana cara Vidi mengatur waktu agar fokus dalam menjalani bisnis restoran dan clothing line? (Nafila Ulfah Aisyah, Bekasi)
Karena kuliner adalah salah satu passion saya, itu alasannya. Alias, dimulai dengan hobi makan dan hunting restoran, he-he-he. Caranya adalah disiplin sama waktu, pakai waktu yang ada dengan maksimal, konsentrasi dan fokus, itu saja.
Bagaimana sikap Anda ketika menghadapi hal yang kurang menyenangkan atau tidak sesuai dengan harapan? (Ardiansyah Bagus Suryanto, Lamongan, Jawa Timur)
Saya orang yang perfectionist, jadi sangat tidak suka dengan hal yang enggak sesuai harapan, langsung turun tangan sendiri untuk memperbaiki.
Sejak kapan Anda menyukai dunia musik dan siapa yang memotivasi dan menginspirasi Anda selama ini? Kesulitan apa yang Anda hadapi saat menyanyikan lagi lagu ”Nuansa Bening” dan apa yang melatarbelakangi Anda menyanyikan lagu tersebut? (Hayyun Kamila Humaida, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan)
Since I was a little kid. Tantangannya adalah untuk membuat lagu itu menjadi versi Vidi Aldiano dan dapat diserap oleh generasi sekarang.
Halo Vidi, sebagai seorang entertainer muda, bagaimana Anda mengomentari prospek industri kreatif yang marak berkembang di Tanah Air? Bagaimana Anda memaknai perjalanan berkarier selama ini dalam industri musik dan cita-cita apa yang belum Anda raih sejauh ini? Terima kasih. (Reginald Izaac, Gading Serpong, Tangerang)
Sangat antusias sekali, karena makin banyak peluangnya, ditambah dengan adanya dukungan pemerintah baru di bidang terkait. Lewat musik, saya bisa kasih hal yang positif ke semua orang yang mendengarkan. Itu yang saya harapkan dari musik saya, bisa berbagi hal yang positif. Cita-cita yang masih mau saya raih adalah sekolah lagi ambil gelar S-3.
(Wisnu Nugroho)
Versi cetak artikel ini terbit di rubrik ‘Kompas Kita’ harian Kompas edisi 25 Agustus 2015 halaman 33