Tara Meresapi Alam

0
1386

Alam adalah inspirasi terbesarnya. Pengalaman hidup menjadi gurunya. Dari situ, Tara Leann Stiles (34) mengajak orang untuk menyelami diri dan mendengarkan kata nurani.

Seorang gadis kecil bertelanjang kaki berlari-lari keluar masuk hutan, mengumpulkan tanaman. Tumbuh di desa kecil di Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat, Tara kecil kemudian belajar balet, menjadi fotomodel dan bintang film lalu menjadi guru yoga.

Serupa sulur tanaman, Tara dengan cepat mengangkat kaki jenjangnya ke belakang lengan hingga hampir segaris dengan tegak tubuhnya. Raut mukanya melembut dan angin membelai helai-helai rambut coklat tembaganya. Wajahnya terlihat cantik ketika memperagakan pose split dengan sangat lentur. Dengan riasan wajah yang hampir menghilang, kecantikan terpancar dari rasa sehatnya.

Nyanyi dedaunan, embusan angin, hingga naik turun gelombang samudra menjadi inspirasi Tara, guru ”yoga pemberontak” itu. Yoga dan meditasi akrab dengan kehidupan Tara sejak muda. Ia tengah menekuni balet di bangku sekolah menengah atas di Chicago ketika kemudian seorang guru baletnya menghadirkan guru yoga di kelas. Ia pun belajar yoga lebih mendalam.

Tara memasuki beragam kelas yoga meskipun ia sudah mengenal yoga dan meditasi sejak kecil. Yang ia praktikkan, menurut dia, adalah yoga dan meditasi versi Tara yang tidak terpaku pada aliran tertentu.

Ikuti perasaanmu

Menurut Tara, yang ia kembangkan bukanlah pemberontakan terhadap yoga. Melainkan pemberontakan terhadap misinterpretasi terhadap yoga yang terjadi di Amerika selama 30 tahun terakhir.

”Yang terjadi di Barat selama 30 tahun terakhir pada yoga adalah semacam misinterpretasi tentang yoga tradisional. Soal relasi antara guru dan murid, filosofi, mitologi, dan lain sebagainya. Jadi ini tentang bagaimana kembali pada spirit yoga. Bagaimana membuat orang lebih terbuka lalu terhubung dengan dirinya sendiri,” papar Tara yang datang ke Indonesia sebagai Reebok Global Brand Ambassador.

Tara mengkreasikan gerakan-gerakan yoga yang mudah dimengerti dan mengalir, sangat mudah dilakukan oleh tubuh. Tidak ada benar atau salah dalam kelas yoganya. Tara ingin membuat orang bergerak sesuai dengan tuntunan tubuh masing-masing. Ia membuat yoga terasa mudah dan terjangkau, baik dari aspek gerakan maupun dari sisi tarif yang hanya 10 dollar AS per sesi di New York.

”Ikuti perasaanmu, ikuti gerakanmu. Bergeraklah secara alami. Gerakannya sangat fluid. Hampir seperti air, seperti taichi. Sangat mudah untuk tubuh dan saya harap sangat menyenangkan,” kata Tara yang mendirikan studio yoga Strala.

Di kelasnya, Tara mengurangi kehadiran guru-guru dan menghapus pembicaraan yang berat tentang filosofi yoga. Ia juga menghindari mengajarkan pose secara kaku. Menurut dia, itu akan membuat orang lebih fokus pada hal-hal di luar dirinya. ”Kebanyakan yang aku lihat, praktik yoga lebih banyak soal pose. Padahal, bagiku itu bukan yoga yang sebenarnya. Yoga lebih pada bagaimana kamu terhubung dengan dirimu sendiri,” kata bungsu dari dua bersaudara ini.

Tara berada di Jakarta selama beberapa hari untuk hadir dalam acara Sunset Yoga by The Beach with Tara Stiles di Ancol. Ini kedatangannya kedua di Indonesia setelah tahun lalu berkunjung ke Bali.

Tara Stiles Instruktur Yoga Kompas/Riza Fathoni (RZF) 13-06-2015 utk Soca Koming tulisan EKI
Tara Stiles – Instruktur Yoga

Laris di New York

Tara memasukkan sedikit unsur tari modern dalam yoganya atas pengaruh sekolah baletnya dahulu. Namun, gerakan yoga standar tetap menjadi dasarnya. Yoga ala Tara ternyata digemari masyarakat urban New York, tempat Tara membuka studio pertamanya di kawasan SOHO. Hingga kini, ia punya tiga studio serta kelas-kelas yoga yang bekerja sama dengan studio dan gym lain yang tersebar di 15 negara di seluruh dunia. Ada 1.500 instruktur yang terlibat di dalamnya.

Di luar dugaan, yoganya yang mendunia tidak lantas membuat Tara tersita untuk membesarkan bisnisnya. Ia mengaku sama sekali tidak termotivasi oleh uang. Studio yang dimilikinya langsung hanya tiga. Sisanya studio dan gym partner yang menjalin kerja sama dalam perjanjian sederhana. Ia tidak memberlakukan sistem waralaba.

”Kami tidak memiliki studio-studio itu. Kami juga bukan waralaba. Kami hanya menerapkan perjanjian sederhana. Aku juga tidak mengambil uang dari kesuksesan mereka. Pelatihan instruktur kami jauh lebih murah, tetapi kualitasnya sangat terjaga. Kami mencari cara untuk mempertahankan tarifnya tetap murah,” papar Tara.

Ia juga banyak berbagi hal gratis, seperti video tentang yoga di internet. Video-videonya yang dijual diatur agar harganya tidak mahal. Lalu bagaimana mungkin dengan cara itu bisnisnya justru berkembang pesat?

”Tujuanku adalah untuk membantu orang. Aku rasa itu yang membuat staf-stafku merasa terlibat dengan pekerjaannya. Dengan begitu, bisnis ini bisa berjalan baik,” kata Tara.

Jiwa bisnisnya terasah sejak SMA. Ia berjualan permen yang disimpannya di loker, bekerja di studio tari, dan ikut klub bisnis. ”Ibuku petani, ayahku di angkatan laut yang bekerja di pembangkit nuklir. Mereka mengajarkan banyak hal, menyenangi alam, tidak termotivasi oleh uang, dan menurunkan banyak bakat kepadaku,” kata Tara yang menjadi instruktur pribadi Deepak Chopra dan Jane Fonda.

Beberapa tahun lalu ia bertemu dengan Chopra dan terlibat pembicaraan dengannya. Mereka berbagi kesamaan pandang tentang yoga dan meditasi. ”Dia bilang, bisa tidak kamu datang dan mengajarkan yoga. Begitu juga dengan Jane Fonda. Kami bertemu saat sedang menjual video dan DVD kami, lantas aku diminta membantu hal yang tidak bisa dilakukannya sendiri,” kata Tara.

Selama 2-3 tahun terakhir, Tara juga terlibat dalam program ”The Alliance for a Healthier Generation” untuk memerangi kegemukan pada anak-anak di 20.000 sekolah di Amerika Serikat. Timnya datang ke sekolah-sekolah mengajarkan yoga. Timnya juga membuat video yoga dengan durasi 5-10 menit yang bisa dipraktikkan di sela-sela pelajaran Matematika atau Sains. Anak-anak juga diajak makan lebih baik serta hidup lebih sehat. Mereka juga diajarkan bertanam sayur dan buah organik di kebun depan sekolah serta cara memasaknya.

Perubahan hidup tak pernah terbayangkan oleh Tara. Ia sempat menjadi fotomodel dan membintangi sejumlah film layar lebar. Tara menikmati pekerjaan yang disebutnya mudah dan menyenangkan. Uang datang dengan gampang. Ia juga punya banyak waktu luang yang kemudian ia gunakan untuk belajar lebih dalam soal yoga. Pilihan hidup yang membuatnya dikenal sebagai Tara yang kini.

”Lagi pula, Steven Spielberg belum menghubungiku lagi, ha-ha-ha,” katanya berseloroh.

OLEH SRI REJEKI


Tara Leann Stiles

♦ Lahir: Illinois, 6 Mei 1981

♦ Karier:

  • Fotomodel produk komersial
  • Berperan dalam film Closure (2007), Friends (With Benefits) (2009), dan Apocalypse and the Beauty Queen (2005)
  • Kolumnis untuk Women’s Health dan ”The Huffington Post”
  • Instruktur yoga
  • Pendiri dan Pemilik Strala Yoga

♦ Buku:

  • Slim Calm Sexy Yoga
  • Yoga Cures
  • Make Your Own Rules Diet