Bertemu Santa di Tepi Kutub Utara

0
1176

Setiap hari bagaikan Natal di Santa’s Village di Rovaniemi, Lapland, Finlandia. Permukaan bumi dan atap-atap rumah yang putih tertutup salju tebal bak pemandangan suasana Natal di kartu pos. Apalagi di salah satu rumah Santa Klaus bertempat tinggal.

Rasanya seperti mimpi ketika berjumpa dengan sosok Santa Klaus dengan jubah dan topi merah serta janggut peraknya yang menjulur hingga ke perut. Selama ini, sosok ini hanya disaksikan di televisi-televisi atau buku. Sosok tiruannya kita temui menjelang Natal di mal-mal.

Dengan ramah ia menyambut para tamu yang datang ke tempat yang disebut kantor atau Santa Claus Office. Di jam-jam tertentu, kita perlu antre untuk bisa bertemu dengan Santa yang tak lelah menyambut tamu-tamunya sepanjang tahun. ”Mari, mari, silakan duduk. Saya selalu senang menerima kunjungan dari seluruh dunia, terutama dari Timur di mana mungkin pengalaman mereka ke sini, bertemu saya, melihat salju dan musim dingin adalah yang pertama kalinya,” kata Santa.

Menurut dia, senyum ceria para tamu, terutama anak-anak kecil yang senang duduk di pangkuannya untuk berfoto menjadi kekuatan untuk menjalani tugas. Setiap pengunjung punya kesempatan 2-3 menit untuk sedikit bercakap-cakap dan berfoto bersama. ”Setiap tahun kami terima lebih dari 500.000 kunjungan dan lebih dari 1 juta surat masuk,” kata Santa.

Legenda setempat meyakini, Santa berdiam di Korvantunturi, pegunungan di Lapland yang berarti Gunung Telinga. Sekitar seratus tahun lalu, para pelintas menyebarkan kisah tentang Gunung Telinga dan para penghuninya. Untuk melindungi persembunyiannya, mulai setengah abad lalu Santa kerap berkunjung ke lingkar Kutub Utara di dekat Rovaniemi. Ini juga memungkinkannya bertemu dengan orang-orang yang ingin merasakan suasana Natal bersama Santa.

Citra Rovaniemi sebagai kampung halaman Santa diperkuat dengan kedatangan Eleanor Roosevelt, istri mantan Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt, ke Rovaniemi pada tahun 1950. Kunjungannya dalam rangka menyampaikan bantuan dari UNRRA, badan di bawah PBB, dan melihat hasil pembangunan kembali Rovaniemi yang sempat luluh lantak akibat perang. Sebuah kabin (cottage) kecil dibangun untuk menyambutnya. Tahun 1965, cottage itu dibuka untuk umum. Sejak itu, kawasan ini banyak dikunjungi wisatawan dan dinamakan sebagai Santa Claus Village.

Surat untuk Santa

Di kawasan ini juga terdapat Kantor Pos Utama Santa Klaus. Kantor pos ini menerima dan mengirimkan surat dan kartu pos untuk dan dari Santa. Kita hanya perlu mengalamatkan surat kepada Santa Klaus di Santa Claus Main Post Office, FI-96930 Arctic Circle. Dari Kantor Pos yang bangunannya terbuat
dari batu alam dan kayu pinus ini, kita juga bisa mengirim kartu pos dengan prangko berbubuhkan cap pos yang unik. Kartu pos yang
ingin segera sampai dimasukkan ke dalam kotak kuning, sedangkan yang ingin diterima pada Natal yang akan datang dimasukkan ke dalam kotak merah.

”Sejak tahun 1985, Kantor Pos ini menerima lebih dari 16,5 juta surat, rata-rata setiap tahunnya lebih dari 500.000 surat datang per tahun dari 200 negara di dunia. Sebanyak 40.000 di antaranya dibalas langsung oleh Santa Klaus dalam 12 bahasa berbeda,” kata Riita, salah satu Elf.

Elf bertugas membantu tugas-tugas Santa Klaus. Pada beberapa legenda, makhluk ini digambarkan sebagai peri. Santa Claus Village dilengkapi dengan tempat belanja suvenir barang-barang khas, seperti peralatan makan dari kayu serta Snowman World berupa hotel berbentuk iglo dari cetakan dan pahatan es yang memiliki aneka permainan salju yang biasanya digunakan oleh anak-anak, seperti ski dan seluncur es dengan ban.

Untuk mendapatkan pemahaman lebih baik tentang apa itu lingkar Kutub Utara serta tentang Lapland yang merupakan wilayah paling utara di Finlandia, termasuk orang Saami, yakni penduduk asli Lapland, kita bisa pergi ke Arktikum yang merupakan museum dan pusat ilmu pengetahuan tentang Kutub Utara. Jika ingin petualangan yang lebih menantang, kita bisa mencoba safari dengan mobil khusus atau snow mobile, mengejar aurora borealis, atau safari dengan anjing siberian husky.

Saya beruntung karena tiba ketika suhu lebih ”ramah”. Sehari sebelumnya, temperatur mencapai minus 30 derajat celsius. Sayangnya, langit mendung sehingga rombongan safari kami gagal menyaksikan aurora borealis. Lagi pula safari bersama snow mobile berlangsung lebih sore, yakni mulai pukul 19.00-21.00 waktu setempat. Menurut sang pemandu, Miika Räisänen, aurora borealis atau cahaya dari utara paling sering muncul pada dua jam sebelum atau dua jam sesudah tengah malam.

Cara mengoperasikan snow mobile seperti mengendarai sepeda motor. Jika ingin lebih menikmati pemandangan, kita bisa membonceng atau duduk di kereta kayu beralas kulit rusa kutub yang tebal dan empuk. Kereta ini ditarik motor sang pemandu.

Suasana di dalam hutan tak bernama yang kami lintasi terasa misterius tetapi hangat. Udara di tengah hutan yang terbebas dari angin kencang membuat suhu lebih hangat berkat perlindungan deretan pepohonan. Sejauh mata memandang adalah pohon-pohon yang ranting-rantingnya berselimut salju. Kesunyian sang ranting yang kehilangan daun-daunnya yang gugur merambati hati ketika melintasi hutan putih yang dibalut kegelapan ini. Rombongan kami berhenti ketika tiba di Danau Norvajärvi yang seluruh permukaannya tertutup es.

Miika tertawa ketika beberapa orang tampak ragu dengan kondisi permukaan danau. Ia mengatakan, ketebalan es yang membeku di atas danau saat itu mencapai 20 sentimeter sehingga cukup kuat untuk menahan mobil yang melintas sekalipun. Di tengah hamparan es danau, Miika menyalakan perapian dan membakar sosis. Nyala apinya juga kami manfaatkan untuk menghangatkan tubuh. Kami menuntaskannya dengan meneguk jus beri dan teh hangat. Perjalanan pulang dihiasi pertemuan dengan satu dua orang yang melintas dari arah berlawanan. Mereka mengendarai kendaraan serupa atau menggunakan alat seluncur sambil ditemani seekor anjing.

”Frozen”

Petualangan lebih menantang terjadi saat safari bersama anjing siberian husky. Kali ini kita harus bisa mengendalikan kereta yang ditarik oleh sekawanan anjing tersebut yang sibuk menyalak dan menjejak-jejakkan kaki tak sabar untuk berlari. Tidak ada bayangan bagaimana kereta akan meluncur. Saya mencoba menjajaki situasi dengan terlebih dulu menjadi penumpang. Cukup duduk berselonjor kaki dengan tangan di atas pangkuan di dalam kereta berkapasitas satu orang. Dengan duduk, kita juga punya peluang untuk curi-curi kesempatan memotret dan menikmati pemandangan melintasi hutan putih yang indah. Pikiran pun melayang teringat film Frozen sambil menahan udara dingin yang menerpa wajah. Anjing-anjing itu di hadapan terkadang terlihat menyempatkan diri untuk menghirup salju di dekatnya.

Setelah cukup berorientasi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba langsung memegang kendali kereta. Sebelum berangkat, sang pemandu, Toni, memberi panduan cara mengendalikan kereta. Anjing berwajah serigala tetapi pemalu terhadap manusia ini secara alamiah senang berlari. Itu sebabnya dulu mereka banyak dimanfaatkan sebagai hewan transportasi.

Jarang terjadi risiko kecelakaan berat. Paling-paling kita akan terlempar atau berguling ke atas salju yang berakhir dengan tertawa-tawa merasakan empuknya tumpukan salju yang tebalnya setinggi lutut manusia. Anjing-anjing itu akan berhenti sendiri ketika menyadari kereta kayunya meluncur sendiri kehilangan sang pengendali.

Kompas/Sri Rejeki