Dallas Buyers Club adalah film yang mengantar Matthew McConaughey dan Jared Leto menerima sekaligus penghargaan Golden Globe dan Academy Awards 2014 tanpa banyak perdebatan. Dua aktor ini sama-sama belum pernah dinominasikan sebelumnya untuk kedua penghargaan prestisius tersebut.
Berlatar kota Dallas, Texas, Amerika Serikat, pada 1985, film ini diangkat dari kisah nyata Ron Woodroof, tukang listrik yang hidup melajang serta memuja rodeo, judi, kokain, alkohol, juga seks. Ketika didiagnosis mengidap HIV, dokter memberitahu ”koboi” Texas ini hidupnya hanya tinggal 30 hari. Reaksi pertama Ron adalah kemarahan amat sangat karena ia membenci homoseksual dan di benaknya—seperti asumsi kebanyakan orang saat itu—HIV/AIDS hanyalah penyakit kaum homoseksual.
Berikutnya, penonton disuguhi betapa keliaran dan kemarahan Ron pelan-pelan bertransformasi menjadi energi yang begitu besar untuk melawan dan bertahan hidup. Mula-mula ia mencuri AZT, satu-satunya obat yang ketika itu diujicobakan untuk melawan virus HIV.
Di tengah kondisi fisik yang terus melemah, ia berhasil menemukan Dr Vass (Griffin Dunne) yang memberi pengobatan alternatif di Meksiko. Dokter ini meyakini, AZT dalam dosis tinggi justru membahayakan pengidap HIV/AIDS. Kombinasi obat dan suplemen diet yang ditawarkan Dr Vass terbukti membuat Ron melewati tenggat waktu 30 hari yang divoniskan kepadanya dalam kondisi lebih baik.
Karena obat-obatan Dr Vass bukan obat legal di AS, mulailah Ron menyelundupkan obat-obatan itu ke AS. Selain untuk mengobati dirinya sendiri, ia juga melihat peluang bisnis di tengah epidemi AIDS yang meresahkan tanpa obat menjanjikan. Pembeli mengantre, Ron pun memperkaya wawasannya dengan informasi medik sekaligus riset pasar untuk mendapat pasokan obat. Jadilah ia pengelola Dallas Buyers Club. Orang-orang yang membutuhkan obatnya membayar biaya keanggotaan bulanan lalu Ron menyediakan obat bagi mereka.
Dari semula sekadar berjuang untuk diri sendiri dan uang, Ron belakangan belajar tentang nilai kemanusiaan dan merangkul perbedaan. Untuk mendapat pengobatan yang membuatnya bertahan hidup lebih lama—meski tak menepis bayangan kematian—itu ia harus melawan birokrasi pemerintah yang lebih mementingkan prosedur. Juga rumah sakit dan produsen obat yang bersenjata legalitas untuk mengeruk lebih banyak uang.
Dicintai
Demi perannya dalam film ini, McConaughey menurunkan berat badan hingga 18 kilogram. Namun, bukan itu yang membuatnya hebat. Kehebatannya adalah pada kemampuannya mempertontonkan bahwa di tubuh kurus kering dan wajah yang layu itu, ada sepasang mata yang memancarkan energi dan daya hidup luar biasa.
McConaughey sama sekali tak menyisakan pesona yang membuatnya sebelum ini tenar di film-film komedi romantik. Ia menyuguhkan daya tarik lain sehingga sosok Ron yang liar—dan secara fisik sangat tak menarik—itu pelan-pelan bisa dicintai.
Persahabatan Ron dengan Rayon, diperankan Jared Leto, seorang perempuan transgender yang juga mengidap HIV/AIDS, memberi sentuhan hangat, bahkan menghadirkan saat-saat riang dalam film ini. Seperti juga McConaughey, Leto pun malih rupa bukan hanya secara fisik. Dengan matanya, ia mengirim pesan nakal atau menggoda Ron yang sangat tak nyaman berurusan dengan homoseksual. Dengan tatapan dan bahasa tubuh pula, Leto menjelmakan sosok Rayon yang berhati lembut, penyayang, sekaligus rapuh. Tak tersisa sedikit pun jejak Leto yang garang melengking di atas panggung sebagai rocker dengan band-nya Thirty Seconds to Mars.
Dallas Buyers Club
Sutradara: Jean-Marc Vallee | Skenario: Craig Borten & Melisa Wallack | Pemeran: Matthew McConaughey, Jared Leto, Jennifer Garner, Griffin Dunne, Steve Zahn | Produksi: Truth Entertainment & Voltage Pictures
Nur Hidayati