Tidur Meningkatkan Daya Ingat dan Fungsi Otak

0
1953

”Sudahlah, taruh saja buku itu di bawah bantal dan tidur. Bangun, pasti sudah hafal isinya,” demikian kelakar yang sering kita dengar saat mempelajari isi buku atau hal baru. Nyatanya, riset terbaru menunjukkan, tidur memang sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat, tetapi setelah belajar tentunya.

Giulio Tononi, peneliti dari Center for Sleep and Consciousness Fakultas Kedokteran Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, mengibaratkan tidur layaknya ongkos yang harus dibayar agar otak bisa optimal digunakan untuk belajar dan mengingat.

Tidur atau sekadar memejamkan mata bukan hal yang sepele. ”Aktivitas tidur membuat otak me-reset, membantu proses integrasi materi baru yang dipelajari di dalam fungsi ingatan. Dengan demikian, otak bisa memulai hal baru di hari berikutnya,” ujar Tononi, seperti dikutip laman Sciencedaily, Kamis (9/1).

Bersama koleganya, Chiara Cirelli, Tononi mengulas lebih lanjut manfaat tidur untuk optimalisasi fungsi otak dalam jurnal Neuron. Keduanya mempelajari pola kebiasaan tidur dan kondisi kesadaran berbagai jenis hewan, misalnya lalat buah, hingga manusia.

Penelitian tersebut untuk menguji hipotesis homeostatik-sinaptik, yaitu kemampuan otak untuk mengelola keseimbangan antara sinaps (jaringan neuron) dan sel-sel otak. Fungsi ini, salah satunya, dilakukan ketika kita memejamkan mata dan beristirahat.

Sebagai gambaran, jika seseorang telah menghabiskan waktu untuk belajar mengendarai kendaraan, sinaps yang ditugaskan otak besar untuk mempelajari hal baru itu akan meregang kuat. Agar sinaps tidak rusak dan hal baru bisa terserap, otak harus diistirahatkan.

”Tidur membantu otak menormalisasi kekuatan sinaps untuk keesokan harinya,” ucap Tononi.

Sinaps berkembang pada sel-sel otak, terutama pada masa kanak-kanak. Pada masa balita atau yang sering disebut ”era emas” kecerdasan manusia, sinaps mencapai 10 kuadriliun buah. Namun, jumlahnya akan berkurang hingga separuhnya seiring bertambahnya usia. Tak ayal, pada masa balita, manusia belajar berbagai hal dengan sangat cepat.

Bukan buang waktu

Dalam penelitian lain yang dilakukan Masako Tamaki, peneliti dari Universitas Brown, terbukti bahwa tidur mampu meningkatkan kualitas belajar. Bersama koleganya, Yuka Sasaki, peneliti ilmu psikologi dan kognitif dari Universitas Brown, Tamaki melakukan percobaan daya ingat terhadap 15 relawan.

Dari 15 relawan tersebut, sembilan orang diperbolehkan tidur dan beristirahat cukup selama tiga hari pertama dan seusai mendapatkan tugas baru. Sementara enam orang lain di-drill atau diminta tidak tidur seusai menerima tugas baru.

Hasilnya, mereka yang beristirahat cukup justru lebih baik dan akurat dalam mengerjakan tugas dibandingkan dengan mereka yang di-drill. ”Jadi, tidur bukan hanya membuang-buang waktu,” kata Sasaki.

Penelitian itu dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience edisi 21 Agustus 2013.

Untuk itu, tidak mengherankan jika di negara-negara maju seperti AS, pelajar dan mahasiswa justru dianjurkan untuk tidur cukup menjelang hari ujian.

”Tidur berkontribusi untuk merestorasi fungsi sel-sel otak dan mungkin juga memiliki efek pelindung (dari racun),” ujar Raphaelle Winsky-Sommerer, peneliti dari Universitas Surrey, seperti dikutip BBC terbitan 17 Oktober 2013.

Pentingnya tidur juga diungkap dalam penelitian National Sleep Foundation di AS. Kurangnya tidur terbukti meningkatkan risiko kecelakaan di jalan, agresivitas, suasana hati buruk, hingga menurunnya kemampuan akademik manusia.

Dalam buku Nurture Shock, Po Bronson dan Ashley Merryman bahkan berhipotesis bahwa hilangnya tiap jam waktu tidur memiliki nilai setara hilangnya dua tahun kekuatan otak.

Kompas/Yulvianus Harjono