Puluhan ibu-ibu anggota PKK di Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (11/2/2019) mengikuti pelatihan yang diberikan oleh tim mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang sedang melaksanakan KKN di sana. Tim KKN Undip Kelurahan Kauman yang terdiri dari Anik Saputri (jurusan arsitektur), Anthony (jurusan teknik kimia), Aulia Tegar Wijaya (jurusan ilmu pemerintahan), Diyana (jurusan teknik sipil), Khadafy (jurusan akuntansi), dan Noor Septi (jurusan administrasi bisnis) memberikan sosialisasi sekaligus pelatihan kepada para ibu untuk mengolah kulit pisang menjadi produk olahan baru berupa kerupuk kulit pisang.
Pisang biasanya hanya dimanfaatkan pada bagian daging buahnya saja, sedangkan bagian kulit hanya dimanfaatkan untuk pakan kambing atau sapi. Produk hasil olahan dari buah pisang yang sukses dijual ke pasar antara lain berupa keripik pisang dan sale pisang.
Namun ternyata bagian daging kulit pisang masih mengandung nilai gizi baik seperti karbohidrat, protein, vitamin B dan vitamin C. Pelatihan pengolahan daging kulit pisang ini diharapkan bisa mendukung program satu desa satu produk yang diusung pemerintah kabupaten Batang, Jawa Tengah yaitu melalui produk olahan kulit pisang.
Koordinator mahasiswa Tim I KKN Undip Kelurahan Kauman, Anthony Johan melihat fakta Kelurahan Kauman merupakan salah satu penghasil buah pisang di Batang. Pihaknya ingin agar buah pisang tidak hanya dimanfaatkan buahnya, tetapi juga memanfaatkan kulitnya agar nilai jualnya lebih tinggi dan produknya lebih bervariasi.
Kulit pisang yang tidak mempunyai nilai ekonomis, dapat diolah menjadi produk unggulan berupa kerupuk kulit pisang. Meski hanya dari kulit pisang, kerupuk itu rasanya gurih, renyah dan sedikit sepat. Kerupuk kulit pisang ini juga sudah terbukti kandungan gizinya. Proses pembuatan kerupuk kulit pisang hampir sama dengan pembuatan kerupuk lainnya.
Proses pengolahannya dimulai dengan daging kulit pisang yang masih hijau dan mentah dicuci kemudian direbus sekitar setengah jam. Setelah ditiriskan, kulit tersebut kemudian dipotong dan diblender untuk diperas airnya. Ampas kulit yang sudah halus, kemudian dicampur dengan komposisi adonan, yakni tepung tapioka 60 persen berbanding kulit pisang 40 persen, serta bumbu dua macam yaitu bawang putih dan garam.
Jika berminat, adonan dapat ditambahkan ebi, daun bawang, seledri atau terasi. Adonan diulet dan dibungkus daun atau plastik seperti lontong untuk kemudian dimasukkan ke kulkas. Setelah itu, lontong kulit pisang dikukus selama dua jam, lalu diiris tipis dan dijemur sampai kering. “Adonan yang sudah kering kemudian bisa digoreng,” jelas salah satu anggota dari tim mahasiswa KKN Undip Kelurahan Kauman, Noor Septi Lestari.
Selain memberikan pelatihan proses pembuatannya, mahasiswa KKN Undip Kelurahan Kauman dari jurusan Administrasi Bisnis dan Akuntansi juga memberikan pelatihan pemasaran online. Dengan adanya pelatihan ini, produk hasil olahan kulit pisang dapat dipasarkan secara online di media sosial.
Para mahasiswa berharap warga Kelurahan Kauman bisa meningkatkan pemanfaatan potensi unggulan yang ada di Kelurahan Kauman secara optimal, dan dapat mengembangkan perekonomian warga.
Anthony Johan, Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Comments are closed.