Ratusan bahkan ribuan penonton memadati JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat untuk menikmati penampilan musisi ternama di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 pada Minggu (4/3). Memasuki hari ketiga, antusiasme penonton masih dirasakan dengan banyaknya orang yang lalu lalang di sekitar arena JIExpo. Tak ketinggalan, tulisan “Java Jazz Festival” yang menyambut penonton di bagian depan juga berhasil menarik perhatian dengan hiasan lampunya. Banyak dari mereka rela mengantre hanya demi sebuah foto ciamik kekinian.
Sesuai dengan tema “Celebrate Jazz in Diversity”, Java Jazz Festival tahun ini tidak hanya menghadirkan musisi beraliran jazz, tetapi juga musisi yang beraliran soul, R&B, pop, bahkan elektronik. Selain aliran musik yang dibawakan, tema tersebut juga berhasil menggiring penyanyi muda berbakat, yaitu Adikara Fardy (17) untuk unjuk kemampuan di panggung Java Jazz Festival 2018. Ia menyanyikan beberapa lagu dengan sentuhan jazz seperti “Like Someone in Love” yang sempat dipopulerkan Jimmy Van Heusen pada 1944. Kolaborasi antara jiwa muda dengan pembawaan lagu melegenda menjadi sebuah daya tarik tersendiri sehingga penonton yang menyaksikan penampilan Adikara Fardy tidak mengenal batas usia mulai dari remaja hingga orangtua.
Nostalgia bersama
Beranjak ke Tebs Hall, Indonesian Legends: Reuni 80/90 yang terdiri dari Fariz RM, Mus Midjiono, Kinan Nasution, Addie MS, dan Memes ini menyedot banyak perhatian. Jika dilihat dari namanya, line up artis yang satu ini memang lebih mengajak penonton untuk bernostalgia bersama musisi yang lebih akrab di telinga para orang tua. Namun, jangan salah. Anak muda juga banyak memadati ruangan, bahkan beberapa di antara mereka berusaha mengabadikan penampilan dengan gawai masing-masing.
“Selera kita memang bisa dibilang tua, sih. Makanya, kita nikmatin banget penampilan dari Indonesian Legends,” ujar Teresa Adryana (20) mahasiswi Universitas Gadjah Mada yang datang ke Java Jazz Festival 2018 bersama temannya.
Tepuk riuh penonton pun menggema di ruangan setiap kali musisi menyelesaikan sebuah lagu. Alunan nada dan lirik yang familier juga membuat penonton asyik menyanyi bersama. Seperti halnya lagu “Sakura” yang dibawakan oleh Fariz RM berhasil menyedot perhatian setiap penonton sehingga melantunkan lagunya bersama, “senada cinta bersemi di antara kita, menyandang anggunnya peranan jiwa asmara.”
Selain musisi dari Indonesia, Java Jazz Festival 2018 juga mendatangkan banyak artis internasional seperti Incognito yang kehadirannya sudah menjadi langganan setiap tahun. Namun kali ini, penampilannya memberikan kesan berbeda karena mengajak penyanyi Indonesia seperti Petra Sihombing untuk naik ke atas panggung. Siulan serta tepukan penonton pun tidak henti-hentinya mengiringi penampilan mereka.
Jika Incognito lebih akrab untuk para orangtua, maka musisi internasional yang sangat melekat dengan anak muda adalah LAUV. Menempati BNI Hall, penyanyi yang masih berusia 23 tahun ini membuka aksi special show dengan lagu “I Like Me Better” dan mash up “Paris in The Rain” dengan bergaya menggunakan payung.
Tidak berhenti di sana saja, keseruan Java Jazz Festival 2018 ditutup oleh musisi yang lagi-lagi menyedot perhatian semua kalangan. Maliq & D’Essentials yang sudah berada di festival musik jazz ini sejak 2005 membangkitkan semangat penonton dengan interaksi aktif yang dilakukannya seperti membagikan CD, mengajak penonton ke atas panggung hingga bertanya kepada penonton lagu apa yang harus mereka bawakan. Selain itu, mereka juga menyanyikan single terbarunya, “Bagaimana Kutahu” dan penampilan resmi ditutup dengan lagu “Dia”.
Penulis: Ramadhana Afida Rachman (Volunter Kompas Muda untuk JJF 2018)
Foto: Nathanael Pribady (Volunter Kompas Muda untuk JJF 2018)