Mengolah Daun Kelor Menjadi Camilan Sehat

0
488

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN), Senin (13/2/2023) mengadakan program pembuatan camilan berbentuk stik dari daun kelor. Kegiatan diadakan di Balai Desa Karangwuni, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dan diikuti oleh puluhan kader PKK dan Posyandu Desa Karangwuni.

Tim KKN UNS di Desa Karangwuni beranggota 10 orang dari beragam rumpun ilmu. Ada dari fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas ilmu sosial dan politik, fakultas teknik, fakultas ilmu budaya, fakultas pertanian, serta fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.

“Pengolahan daun kelor diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat yang bahan bakunya mudah ditemukan dan mudah diolah sendiri. Kegiatan ini menyasar masyarakat Desa Karangwuni, khususnya anggota kader yang tergabung dalam organisasi penggerak PKK dan Posyandu,” ujar Santi, anggota tim KKN UNS di Desa Karangwuni.

Penyampaian materi tumbuhan kelor oleh mahasiswa UNS yang sedang KKN di Desa Karangwuni. Foto: Roofi Jati

Kelor dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia, sehingga banyak masyarakat yang membudidayakannya. Bahkan, tak jarang ditemui tanaman kelor yang tumbuh liar. Begitu pula di Desa Karangwuni. Masyarakat sekitar pun telah memanfaatkan daun kelor sebagai campuran bahan masakan, seperti sayur dan puding.

Kelor memiliki gizi yang tinggi, di antaranya kandungan vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari buah jeruk, kandungan vitamin A yang empat kali lebih tinggi dari wortel. Serta kandungan kalsium yang empat kali lebih tinggi dari susu. Kandungan zat besi dalam daun kelor bahkan mencapai 25 kali lebih tinggi dari bayam.

Kepala Desa Karangwuni, Sri Margono, membuka kegiatan pengolahan stick daun kelor, yang kemudian dilanjutkan pemberian materi mengenai kelor oleh mahasiswa KKN UNS Desa Karangwuni. Materi yang disampaikan membuka cakrawala pengetahuan yang lebih luas, selaras dengan program Posyandu untuk menggerakkan masyarakat menghidangkan makanan bergizi yang baik guna perkembangan anak dan kesehatan anggota keluarga.

Sesi pembuatan stik daun kelor disambut dengan semangat oleh para kader. Segenggam daun kelor dapat disulap menjadi 400 gram stik daun kelor. Bahan-bahan yang digunakan juga sangat familiar, memudahkan masyarakat untuk melakukan praktik mandiri di rumah.

Praktik pengolahan stik daun kelor melibatkan masyarakat Desa Karangwuni. Foto: Roofi Jati

Peserta berlatih dengan penuh semangat. Mereka berlomba-lomba untuk membuat stik daun kelor dengan tampilan dan rasa terbaik. “Wah, ternyata mudah sekali membuatnya. Saya tidak mengira kalau bahan dan cara membuatnya semudah ini,” kata Dwi Lestari, kader yang mengikuti acara tersebut.

Selepas memasak, peserta membungkus stick daun kelor ke dalam kemasan yang telah disediakan oleh mahasiswa KKN UNS di Desa Karangwuni. Peserta mengaku merasa terbantu dengan adanya sosialisasi ini, karena peserta bisa terjun langsung dalam proses pembuatan olahan daun kelor.

Hasil akhir olahan penganan bernama stik daun kelor setelah dikemas dalam bungkusan. Foto: Roofi Jati

Program sosialisasi pembuatan stick daun kelor ini dilanjutkan dengan penyuluhan terkait foto produk dan pemasaran digital. Materi tersebut diharapkan menjadi modal masyarakat Desa Karangwuni untuk membangun usaha dari awal.

Mahasiswa UNS yang sedang KKN di Desa Karangwuni berharap program memudahkan masyarakat Desa Karangwuni membuat dan mengonsumsi camilan sehat dari tumbuhan sekitar. Warga diharapkan memiliki motivasi untuk mengembangkan kreasi camilan stick daun kelor menjadi usaha menengah kecil mandiri yang bisa mendongkrak ekonomi warga setempat.

Penulis:

Salsa Khoirunisa, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Solo, Jawa Tengah

Octa Enri Putra, mahasiswa Akuntansi Universitas Sebelas Maret, Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XII