Skrining Gangguan Mata dan Pendengaran Bagi Siswa SD

0
897

Perkembangan teknologi modern menyebabkan manusia termasuk anak-anak lebih sering menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sudah tidak asing dalam menggunakan telepon pintar.

Ditambah lagi, anak-anak juga merupakan siswa sekolah dasar yang mulai terbiasa belajar secara daring sejak kasus COVID-19 meningkat signifikan pada tahun 2020. Pemberlakukan kebijakan belajar secara daring dilakukan selama berbulan-bulan dan anak-anak sudah nyaman dengan rutinitas belajar dan bermain melihat layar gadget.

Hal tersebut berdampak pada kesehatan mereka, terutama adanya gangguan refraksi mata yang kelak mengakibatkan penurunan performa belajar anak di kelas.

Mata adalah organ yang sangat penting untuk membantu seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mata berfungsi untuk melihat sehingga jika terdapat suatu gangguan ketajaman pada mata, misalnya gangguan refraksi, yaitu keadaan bayangan dari sebuah benda tidak jatuh tepat pada retina, akibatnya orang tidak akan bisa melihat dengan jelas baik dalam jarak jauh maupun jarak dekat. Gangguan refraksi mata yang paling sering adalah rabun jauh (miopia) dan rabun dekat (hipermetropia).

Anak-anak rabun jauh cenderung akan beradaptasi dengan mengubah posisi tempat duduk mereka di kelas menjadi yang paling depan sehingga dapat melihat tulisan dan objek lebih dekat. Hal tersebut membuat mereka seakan-akan tidak mengeluhkan gejala dan menyebabkan gangguan refraksi tidak terkoreksi.

Selain penglihatan, peningkatan penggunaan telepon pintar juga mengakibatkan peningkatan penggunaan perangkat audio personal, seperti earphone yang digunakan anak-anak untuk mendengarkan musik atau suara dengan volume yang keras dalam jangka waktu lama. Hal itu dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Fenomena tersebut diakibatkan oleh minimnya edukasi sehingga kewaspadaan anak-anak untuk menjaga kesehatan mata dan telinga berkurang. Selain itu, pemeriksaan mata dan telinga belum pernah dilakukan oleh Puskesmas terkait.

Pemeriksaan atau sosialisasi yang pernah dilakukan sebelumnya berputar pada lingkup kesehatan gigi dan mulut, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan vaksinasi. Pihak Puskesmas menyampaikan jika keterbatasan alat dan sumber daya manusia (SDM) menyebabkan pemeriksaan mata dan telinga tidak diprioritaskan.

Oleh karena itu, penulis mengusung program kerja Kuliah Kerja Nyata-Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) berupa “Skrining sekaligus Edukasi Kesehatan Mata dan THT (telinga hidung tenggorokan)”. Kegiatan dilakukan  di SD Negeri 3 Sremo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Acara dilaksanakan Rabu, 27 Juli 2022 dengan tujuan deteksi dini serta edukasi kesehatan mata dan THT supaya anak-anak tidak terlambat dalam mendapatkan intervensi awal sehingga tidak akan terjadi komplikasi berat saat dewasa.

Pemeriksaan ketajaman penglihatan mata oleh mahasiswa KKN FK-KMK UGM. (Foto : Dokumentasi Pribadi)

Target sasaran program kerja adalah siswa kelas satu sampai enam. Dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa KKN lain, acara dimulai dengan pengukuran suhu, dilanjutkan mengukur ketajaman penglihatan atau visus mata menggunakan snellen chart, lalu pemeriksaan otot bola mata, mata bagian depan (kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, kejernihan kornea, refleks pupil, camera oculi anterior,  tekanan intraokuler (TIO), iris mata, lensa mata, dan pemeriksaan buta warna dengan metode Ishihara.

Pemeriksaan kesehatan telinga oleh petugas puskesmas

Selanjutnya, siswa diarahkan untuk pemeriksaan THT. Pemeriksaan telinga dilakukan menggunakan otoskop. Bagian telinga yang diperiksa meliputi daun telinga, liang telinga, gendang telinga, dan tes pendengaran. Untuk hidung, pemeriksaan dilakukan dengan spekulum hidung. Bagian hidung yang diperiksa meliputi hidung luar dan dalam. Untuk tenggorokan, pemeriksaan dilakukan dengan senter. Bagian tenggorokan yang diperiksa meliputi lidah, langit-langit mulut, dan tonsil atau amandel.

Program ini efektif dan efisien mengingat pemeriksaan yang dilakukan cepat dan berdaya guna. Total target sasaran adalah 75 siswa yang terdiri dari 36 siswa laki-laki dan 39 siswa perempuan. Dari hasil skrining mata, diketahui sebanyak 10 dari 75 siswa mengalami kelainan refraksi dan sebanyak 3 dari 75 siswa mengalami buta warna parsial. Sedangkan, dari hasil skrining THT tidak ditemukan siswa yang mengalami kelainan.

Dari kiri ke kanan (pemeriksaan kelopak mata, pemeriksaan ketajaman penglihatan mata, dan pemeriksaan tenggorokan oleh mahasiswa KKN FK-KMK UGM dan perwakilan puskesmas)

Hasil skrining ditulis dalam lembar rekam medis buatan mahasiswa KKN. Selain hasil pemeriksaan, lembar tersebut juga berisikan kesimpulan dan saran yang disesuaikan dengan masing-masing anak. Untuk memastikan keberlanjutan program, rekam medis akan diberikan kepada wali kelas dan orang tua.

Siswa yang mendapatkan hasil tidak normal disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke Puskesmas untuk mendapatkan diagnosis kerja dan intervensi selanjutnya, misalnya koreksi kacamata.

Setelah dilakukan skrining mata dan THT, acara dilanjutkan dengan sosialisasi menggunakan media edukasi poster.

Foto bersama siswa kelas enam SD Negeri 3 Sremo dan wali kelas setelah sesi penyuluhan kesehatan mata dan THT

Program kerja diakhiri dengan adanya evaluasi dengan pihak terkait (puskesmas, kepala sekolah, guru, orang tua siswa SD Negeri 3 Sremo). Mereka menyambut dengan baik dan merasa terbantu karena sudah difasilitasi pemeriksaan mata dan THT secara gratis dan berkelanjutan. Selain itu, anak-anak juga antusias mendapatkan pemeriksaan serta penyuluhan.

Pelaksanaan pemeriksanaan dan penyuluhan tersebut diharapkan dapat mendorong puskesmas untuk melakukan skrining mata dan THT secara rutin minimal 6 bulan sekali dengan target sasaran anak-anak, remaja, dan dewasa. Untuk memenuhi populasi target, pemeriksaan dilakukan dengan case-finding (datang ke setiap sekolah atau wilayah dusun).

Bidhari Hafizhah, mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada