Kehadiran Covid-19 tak ayal memunculkan dampak pada banyak hal, terutama masalah kesehatan. Pandemi hadir, tanpa sadar membuat semua orang mulai berlomba-lomba untuk menjadi sehat, siapa yang tidak mau sehat di tengah situasi yang tidak stabil penuh ancaman seperti ini ‘kan? Menjadi sehat kini sudah menjadi daftar prioritas semua orang. Lalu, sebenarnya sehat itu yang seperti apa?
World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai berikut, “Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.”
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan, sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi, apa definisi sehat yang kamu pegang selama ini?
Menurut ahli farmasi Ari Rahmawati yang bekerja pada instalasi farmasi di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta, sehat adalah kondisi yang membuat kita bisa produktif secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Ia menyatakan definisi itu dalam wawancara singkat melalui WhatsApp pada Senin, (7/3/2022).
Nah, dari definisi-definisi tersebut dapat kita pahami bahwa sehat tidak hanya terbatas pada kondisi bugar secara fisik atau pada semakin kecil angka timbangan yang kita miliki. Pengertian sehat lebih luas daripada itu, sehat pada akhirnya haruslah berada pada kondisi yang sejahtera baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial terlepas dari penyakit, dan kecacatan. Tentunya, kondisi yang dapat membuat seseorang merasa nyaman, dan mampu melakukan aktivitasnya secara produktif dan maksimal.
Tidak instan
Lalu, bagaimana untuk menjadi sehat? Pada dasarnya kunci untuk menjadi sehat terletak pada pola makan yang seimbang dan pola hidup sehat. Akan tetapi perlu diingat, proses menuju sehat bukanlah proses yang sekali jadi, bukan proses yang instan. Diperlukan kesiapan yang utuh dari diri kita untuk merubah rutinitas yang kita miliki, juga konsistensi.
Sampai saat ini, menjaga pola makan yang sehat dengan asupan gizi yang seimbang masih menjadi dilema bagi banyak orang, terutama kalangan muda. Menjaga pola makan seringkali dianggap hanya diperlukan bagi seseorang yang sedang melakukan diet, padahal menjaga pola makan agar gizi yang diterima tubuh menjadi seimbang haruslah menjadi kepedulian setiap orang.
Asupan gizi yang seimbang akan memberikan kadar nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Selain membuat seseorang menjadi lebih sehat, gizi yang seimbang juga dapat menjadi hidden game untuk sukses saat melakukan diet.
Selain sedang fokus bekerja, Ari Rahmawati yang seorang apoteker juga giat mengedukasi publik tentang makanan sehat, dan program diet yang sehat. Ia menyampaikan bahwa selama melakukan diet yang cenderung ekstrem dan tidak memperhatikan asupan gizi seimbang, tidak ada hasil signifikan yang didapatkan selain berakhir pada hasil yoyo (cepat turun, cepat juga naik lagi) sehingga cukup menyiksa diri.
Seiring dengan proses belajar mengubah rutinitas untuk menjadi lebih sehat sekaligus mulai peduli pada asupan gizi yang dikonsumsi, Ari menyadari bahwa keduanya adalah jalan terbaik menuju kondisi tubuh yang diinginkan. “Saya kemudian mulai memahami pentingnya hidup sehat. Bahwa diet yang benar adalah diet dengan gizi seimbang,” jelasnya.
Selain itu, gizi seimbang mampu mencegah kemungkinan penyakit berbahaya seperti gagal ginjal, masalah jantung, hingga risiko diabetes dan kanker.
Untuk menjawab pertanyaan tentang gizi yang seimbang itu seperti apa, Kemenkes memberikan pedoman untuk publik agar dapat memenuhi gizi seimbang yang diilustrasikan dengan bentuk tumpeng.
Selain itu, Kemenkes juga mengeluarkan kampanye, “Isi Piringku”. Keduanya bertujuan untuk membantu masyarakat memahami pola makan yang sehat dengan asupan gizi seimbang.
Menurut dokter spesialis gizi Dwi Susilowati yang membuka praktik mandiri di Kembangan, Jakarta Barat, selain memastikan asupan gizi harus seimbang dengan pola makan yang sehat, olahraga juga menjadi aspek penting dalam upaya mencapai kondisi sehat.
“Olahraga penting, pembentukan otot juga penting. Just do olahraga, kira-kira lima kali dalam seminggu,” paparnya melalui Zoom Meeting pada Kamis, (10/3/2022).
Kemudian, perbanyak makan sayur dan buah. Hal ini bertujuan untuk melancarkan proses reproduksi agar dapat buang air besar setiap hari. Melakukan BAB setiap hari mampu meminimalkan racun dari dalam tubuh sekaligus melihat asupan serat yang dimiliki oleh tubuh kita.
Selain itu, Dwi juga menyampaikan penting untuk memiliki waktu tidur yang cukup, “Usahain untuk tidur 7 jam sehari, termasuk tidur siang jika sempat,” katanya memberi saran. Hal itu berkaitan dengan keseimbangan kinerja hormon dalam tubuh kita. Saat hormon bekerja dengan tidak seimbang, hal tersebut mampu mempengaruhi cara kerja organ tubuh lain dan berdampak pada pola aktivitas yang kita miliki.
Dwi Susilowati juga menekankan bahwa motivasi itu penting. Oleh karena itu, upaya untuk menjadi sehat, haruslah datang dari diri sendiri, karena yang paling mengetahui apa yang dirasakan oleh tubuh kita adalah diri kita sendiri. Menjadi sehat juga bentuk upaya kita melindungi dan mengapresiasi diri.
Reporter: Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara/Adila Firani.
Fotografer: Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara/Ryan Richardo dan Adila Firani.
Editor: Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara/Galuh Anisya Fitrananda.