Mahasiswa UGM Bangun Taman Baca

0
397

Membaca sangat penting dilakukan, tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Akses kepada bahan bacaan menjadi pondasi penting sebelum kebiasaan membaca diterapkan pada masyarakat.

Pada Jumat (3/08/2018), mahasiswa KKN-PPN UGM LA 002 meresmikan Taman Baca Batang Hari yang dihadiri oleh 53 siswa-siswi SDN 01 Satap Batang Hari. Keputusan pembuatan taman baca ini dilandaskan pada temuan 29 mahasiswa KKN-PPM UGM yang ditugaskan untuk mengabdi di Kampung Batang Hari, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Mereka melakukan pemetaan masalah dan menemukan sulitnya akses mencari bahan bacaan dan referensi. Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa KKN-PPM UGM memutuskan untuk membuat taman baca.

Taman baca ini dibuat di dalam gedung posyandu yang terletak di sebelah Balai Kampung Batang Hari. Alasan pemilihan lokasi bangunan posyandu karena letaknya lebih strategis dan lebih mudah terjangkau masyarakat. Disitu juga menjadi satu-satunya tempat Wi-fi Nusantara yang bisa diakses. Keberadaan Taman Baca juga ditujukan sebagai tempat bermain anak saat mereka menunggu ibunya yang sedang ikut kegiatan di balai kampung.

Antusiasme  sangat terasa saat acara berlangsung. Pada acara peresmian tersebut setiap anak mengambil buku dan membacanya di setiap sudut posyandu. Tempat  yang sepi ini mendadak dipenuhi anak-anak yang membaca buku. Ruang baca anak-anak terasa penuh saat siswa-siswi mengambil buku, ruang tengah yang merupakan ruang baca dewasa, hingga teras posyandu juga penuh siswa-siswi.

Senyum dan tawa terdengar dari setiap sudut ruangan. Tidak sedikit pula yang membaca buku dengan keras sehingga membuat suasana menjadi ramai. Beberapa anak juga berebut buku dan mainan menambah suasana riuh taman baca.

Sumbangan Kagama

Taman baca Kampung Batang Hari penuh siswa SDN 01 Satap Batang Hari.                            Foto: Nur Izzatul Ulum

Taman baca ini terdiri dari dua bagian dengan ruangan yang berbeda. Satu ruangan khusus untuk buku dan permainan edukasi bagi anak-anak dan satu ruangan lain untuk buku-buku bagi orang dewasa. Buku-buku yang tersedia antara lain, buku pertanian, peternakan, psikologi, sains, hukum, ekonomi, sosial, agama, kesehatan, majalah dan hiburan.

Buku-buku tersebut merupakan  buku-buku yang telah ada di rumah pintar. Selain itu KAGAMA atau Keluarga Alumni Gadjah Mada Lampung juga berpartisipasi. Mereka menyumbangkan buku dan dana untuk pembuatan taman baca itu.

Selain buku, bagi anak-anak juga terdapat beberapa permainan edukatif yang disediakan antara lain, puzzle, congklak, catur, bola, lego dan sebagainya. Adanya permainan edukasi ditujukan agar anak-anak tidak bosan berada di taman baca dan taman baca akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar dan bermain.

Ada rumah pintar

Saat ini sebenarnya telah tersedia bangunan rumah pintar yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang berasal dari  bantuan Kementerian Transmigrasi dan Desa Tertinggal. Bangunan ini memiliki fasilitas memadai.

Di sana terdapat dua ruang kerja, dua kamar mandi, satu selasar pentas, satu aula, dua rak buku besar dan beberapa meja dan kursi bagi anak-anak. Sayangnya saat ditinjau, bangunan tersebut tidak mendapatkan perawatan cukup dan nampak tidak ada upaya untuk mengaktifkan tempat tersebut.

ada sembilan set buku bantuan pusat tahun 2011 untuk tiap desa di Kecamatan Rawa Pitu. Namun, buku tersebut masih berada dalam kardus.

Selain itu di dalamnya juga terdapat sembilan set buku bantuan dari pusat pada tahun 2011 untuk tiap desa di Kecamatan Rawa Pitu. Namun, buku-buku tersebut masih berada dalam kardus.

Taman baca baru tersebut akan dibuka untuk umum setiap hari bagi warga yang ingin menambah wawasan. Tempat itu selain untuk wadah pembelajaran anak-anak juga dapat digunakan sebagai ruang tunggu yang lebih nyaman bagi anak, ibu dan manula saat menunggu antrian pemeriksaan di posyandu.

Kepengurusan taman baca nanti akan diserahkan kepada operator desa agar taman baca menjadi tempat yang lebih bermanfaat dalam jangka waktu lebih lama.

Nur Izzatul Ulum