Kopi Bicara, Muda Berkarya

63
766

Salah satu kata yang terbesit dipikiran kita saat mendengar kata kopi adalah mahasiswa. Mahasiswa di era modern ini menjadi seorang konsumen sekaligus pelaku bisnis.

Kopi sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu single origin dan kopi blend. Single origin ialah biji kopi yang berasal dari satu daerah saja, masih murni karena tidak dicampur dengan jenis biji kopi lain. Kopi blend adalah kopi yang dicampur dengan beberapa jenis biji kopi lain. Umumnya banyak penggemar kopi lebih menyukai jenis single origin karena rasa kopi itu sendiri dianggap lebih kuat.

Setiap kopi memiliki kandungan kafein yang berbeda. Kadar kafein ditentukan berdasarkan proses awal pembuatan hingga akhir penyajian. Semakin baik kopi itu diolah, semakin sedikit kadar kafein yang terkandung.

 Kopi Rasa Mahasiswa

Suasana di kedai Kopi Sore, Jakarta                       Foto : Brigitta Karenza Anindhita

Salah satu kedai kopi yang berada di area Universitas Bina Nusantara Syahdan yaitu Kedai Kopi Sore merupakan kedai kopi yang dibentuk oleh sembilan mahasiswa kreatif.

“Awalnya karena film Filosofi Kopi, dari pada ngabisin uang buat nongkrong di tempat kopi kenapa enggak bikin tempat kopi buat orang nongkrong aja”, ujar Vebi Koesdarmanto (25 tahun), mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara yang merupakan salah satu pendiri Kedai Kopi Sore.

Kedai Kopi Sore yang dirintis sejak tahun 2017 ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yang ingin memiliki uang saku tambahan. Menghasilkan uang saku tambahan sangat diminati oleh para mahasiswa, apalagi jika Kedai Kopi tempat bekerjanya adalah milik teman sendiri. Kopi Sore yang dimiliki oleh Vebi dan 8 orang rekannya membuka lowongan pekerjaan bagi teman-teman mahasiswa yang ingin ikut bergabung dengan tim Kopi Sore. Jam kerja yang disesuaikan dengan jadwal para mahasiswa.

         Bikun Coffee di pelataran FH UI Depok                   Foto : Brigitta Karenza Anindhita

Di sisi lain, berdirilah Bikun Coffee yang terletak di pelataran Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok. Kedai kopi ini didirikan oleh Abdul Rachmat Ariwijaya, alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2014.

Banyaknya kedai kopi di ibukota tidak membuat Ari khawatir akan persaingan yang ada. Bikun Coffee yang terletak di dalam Universitas Indonesia tentu membu kedai ini tidak sepi pengunjung.

Pada hari biasa omset yang dicapai bisa 700 ribu rupiah hingga satu juta rupiah. Kalau sedang ramai atau ada wisuda bisa mencapai omset tiga juta rupiah hingga lima juta rupiah.

Ari mengungkapkan, ia memilih untuk berbisnis kedai kopi karena bisa digunakan sebagai tempat bercengkrama, juga sebagai tempat bertukar pikiran.

Berawal dari bisnis kecil-kecilan, Bikun Coffee yang memiliki arti nama bis kuning dan juga Bisnis Kuliner Negeri ini sudah menjadi sebuah Perusahaan Terbuka (PT).Bagaimana Kopi Sore dapat menyajikan kopi berkualitas dengan harga yang miring? Ternyata kuncinya adalah di cara pembuatan kopi yaitu kopi tubruk.

Menyajikan jenis kopi tubruk dapat meminimalisir biaya pemakaian listrik.  “Kopi kita kan terdiri dari campuran 80 persen kopi Robusta dan 20 persen kopi Arabica, kemudian kita campurkan dengan gula aren homemade, jadi biaya produksi semakin minim”, ujar Vebi.

Harga yang murah juga disesuaikan dengan lokasi Kedai Kopi Sore yang dekat dengan Universitas Bina Nusantara Syahdan dan target pelanggan yaitu mahasiswa.

Ide cemerlang muncul dari inspirasi yang tidak terduga. Hal ini dirasakan oleh Abdul Rachmat Ariwijaya (25), Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2010, ia mengaku terinspirasi setelah melihat kuburan bis kuning Universitas Indonesia yang sudah tidak digunakan.

Strategi Pasar

Suasana di dalam Bikun Coffee.                                                                 Foto : Brigitta Karenza Anindhita

Memulai bisnis kopi sebagai anak muda tidaklah mudah, perlu dilakukan banyak riset dan juga survei kepada target konsumen sangatlah penting untuk memulai bisnis kedai kopi.

“Paling penting itu berani dan bukan sekadar mempunyai ide tetapi mengimplementasikan ide yang kita punya”, ujar Ari, pendiri Bikun Coffee.

Tentunya setiap kedai kopi memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda. Umumnya mereka memasarkannya melalui media sosial instagram dan fitur layanan aplikasi gojek yakni gofood. Sebagian mahasiswa juga memasarkan kedai kopi milik mereka melalui mulut ke mulut.

Disamping itu, beberapa cafe menyediakan wifi gratis bagi para pengunjung sehingga mereka dapat tertarik untuk mengunjungi cafe tersebut. Wifi kini menjadi sebuah daya tarik bagi para pelajar maupun mahasiswa untuk sekadar bermain games online, mengunduh aplikasi, juga untuk mengerjakan tugas.

Maraknya kedai kopi yang berada di sekitar kampus ini nampaknya menimbulkan persaingan. Ada beberapa kedai kopi yang sangat mengedepankan kualitas rasa, namun tidak jarang kedai kopi hanya ingin meraup keuntungan semata.

Seiring berjalannya waktu, kedai kopi tidak hanya sekadar menyajikan minuman kopi saja. Mereka juga menyediakan menu-menu yang terus berkembang  dan inovatif seperti makanan dan juga konsep yang semakin beragam, disertai fasilitas yang lengkap.

 

Kelompok  I (Cakrawala) Magangers Kompas Muda Batch X Tahun 2018

  • Catatan : Artikel di atas merupakan tulisan asli kelompok I