AFRIKA, AFRICA, AFRIQUE…! Sinema Jean-Marie Teno

0
350

Dua hari jelang penutupan ARKIPEL Penal Colony – 5th Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2017 pada 26 Agustus 2017, masih ada sejumlah program menarik yang bisa MuDAers nikmati. Salah satunya adalah special presentasion “AFRIKA, AFRICA, AFRIQUE…! Sinema Jean-Marie Teno” yang dikurasi oleh Hafiz Rancajale.

Mungkin nama Jean-Marie Teno belum familiar bagi MuDAers. Jean-Marie Teno adalah salah satu sutradara dari Afrika yang juga merupakan salah satu juri di ARKIPEL tahun ini. Jean-Marie Teno memiliki metode reflektif dan provokatif dalam mengangkat isu-isu Afrika. Dengan sadar, sang sutradara melepas sindrom eksotisisme dan stereotipe tentang benua Hitam, dan justru menusuk dari lambung kebudayaannya sendiri dalam mengkritisi situasi kontemporer yang terjadi di Afrika. Sebagai sutradara yang lahir di negara pascakolonial, karya-karya esai film Teno menginterogasi isu-isu di Afrika hingga masuk ke persoalan sensor, hak asasi manusia, globalisasi, isu perempuan, poligami, dan persoalan-persoalan yang terkait langsung dengan masyarakat.

Penasaran dengan karya Jean-Marie Teno? MuDAers bisa menonton karyanya di Goethehaus – Jakarta padad 25 August 2017 pukul 16.30 WIB.

LE MALENTENDU COLONIAL

Director: Jean-Marie Teno | Country of production: Cameroon | Language: French | Subtitles English | Duration: 13 min, 1985

Sebuah kisah sederhana tentang pertemuan dua sahabat yang membangkitkan kenangan masa kecil. Sebuah biografi pendek yang puitis tentang masa kecil, desa di mana ia tinggal, perubahan-perubahan yang terjadi di kota. Melalui narasi jenaka, Teno menggambarkan bagaimana hubungan dua sahabat ini yang sudah terpisah jauh di mana yang satu tetap tinggal di desa dan satunya lagi merantau jauh, dibenturkan dengan kenyataan persoalan-persoalan sosial dalam masyarakat Kamerun.

LE MALENTENDU COLONIAL

Sirector: Jean-Marie Teno | International Title: Africa I Will Fleece You | Country of production: Cameroon | Language: French | Subtitles: English | Duration: 88 min, 1992

Sebuah esai sejarah Kamerun tentang konsekuensi dari perubahan, bagaimana masyarakat mengelolanya, di saat penindasan sudah menjadi warisan yang tak pernah bisa dilepaskan pasca-kemerdekaan. Film ini menghadirkan kompleksitas pasca-kolonial di Afrika. Melalui lelucon nostalgik sang sutradara yang mencintai sinema dari pengalaman menonton melodrama India, dokumenter, rekaman sejarah, dan esai politik. Teno menciptakan puisi visual yang melankolis; penjajah dan yang dijajah sama-sama dihadapkan. Film ini menghadirkan bentuk baru dalam sinema Afrika, yang menghilangkan jarak antara fiksi, dokumenter, dan eksperimentasi-eksperimentasi visual dan suara.

LE MALENTENDU COLONIAL

Director: Jean-Marie Teno | International title: The Colonial Misunderstanding | Country of production: Cameroon | Language: English, French and German | Subtitles: English | Duration: 78 min, 2004

Jerman memiliki sejarah kolonial terpendek jika dibandingan negara-negara kolonial lainnya di Eropa. Melalui film ini, Jean-Marie Teno membongkar sejarah keterlibatan para misionaris Jerman dalam proyek kolonial di Afrika. Ia melakukan napak tilas di situs-situs yang ada di Jerman dan Afrika. Menurut Teno, salah satu momen penting dalam sejarah penjajahan Afrika adalah Konferensi Berlin pada tahun 1884, ketika negara-negara kolonial membangun kesepakatan dalam pembagian kekuasaan secara sistematis di Afrika. Para Penginjil Kristen membuka jalan bagi kolonialisme dan meletakkan dasar bagi peraturan Eropa di Afrika. Teno menunjukkan bagaimana kolonialisme menghancurkan kepercayaan dan struktur sosial Afrika, menggantikannya dengan yang Eropa sebagai satu-satunya rute yang dapat diterima untuk modernisasi.