Ayahku Pahlawanku

53
3707

Ayahku adalah seorang anggota Polisi yang bertugas di Kepolisian Sektor Ketapang, Kalimantan Barat di bidang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Di mana Bhabinkamtibmas adalah salah satu program yang dibentuk Kepolisian RI RI dalam rangka terjun langsung ke masyarakat.

Sebagai lapisan yang paling terluar pada tubuh Polri, Bhabinkamtibmas bertugas  mendengarkan keluhan masyarakat. Bahkan mereka bisa langsung membantu masyarakat mempersiapkan acara keagamaan, acara pernikahan, dan masih banyak lagi aspek kehidupan di masyarakat.

Ayahku bernama Hamdan HS, ia lahir di Sungai Burung, 08 Februari 1960. Ayahku adalah anak ke dua dari tujuh bersaudara. Saat ini ayahku bertugas di dua kecamatan. Di mana kawasan tugasnya meliputi Kecamatan Pulau Maya yang terdiri dari lima desa antara lain Tanjung Satai, Satai Lestari, desa Kamboja, Dusun Besar dan Dusun Kecil. Wilayah tugas ayah yang kedua adalah Kecamatan Kepulauan Karimata, ibu kota kecamatan di Pelapes, yang meliputi Desa Pelapes, Desa Padang Tanjungru dan Desa Betok. Ayahku telah bertugas di sana kurang lebih selama dua belas tahun, sejak tahun 2001. Dia mengayomi masyarakat di dua kecamatan yang berjumlah kurang lebih sebanyak 20.000 jiwa. Ayahku bertugas sendirian.

Untuk pergi ke wilayahnya bertugas, ayah harus berjuang menyeberangi sungai dengan menggunakan motor klotok. Perjalanan itu ditempuh dengan waktu yang cukup lama yakni kurang lebih selama 18 jam. Hal inilah yang membuat ayahku harus membagi waktunya antara keluarga dan pekerjaannya. Terkadang ayahku pulang kerumah untuk berkumpul kembali bersama keluarga setiap satu bulan sekali. Bahkan ayahku pernah pulang ke rumah setiap dua bulan sekali. Tidak jarang ketika ayahku pulang ia hanya berada di rumah selama satu minggu bahkan pernah hanya dua sampai tiga hari dirumah lalu kembali lagi ke tempat tugasnya.

Untuk pergi ke wilayahnya bertugas, ayah menyeberangi sungai menggunakan motor klotok. Perjalanan ditempuh  Selama18 jam.

Sebagai anggota keluarga, terkadang kami merasa waktu yang singkat seperti itu tidak cukup bagi kami untuk melepas rindu kepada ayah. Namun, kami paham bahwa pekerjaan ayah adalah mengayomi masyarakat sehingga harus selalu siap siaga. Untuk itulah, waktu yang sangat singkat selalu kami manfaatkan sebaik mungkin. Di antaranya makan bersama, bercengkerama satu keluarga dan tidak jarang ayah menceritakan kejadian yang terjadi di tempat tugasnya. Dari cerita yang menegangkan sampai cerita yang dapat membuat kami tertawa.

Keseharian ayahku di tempat tugasnya adalah berkeliling dari desa yang satu hingga ke desa yang lainnya. Bahkan sesekali ia berhenti di warung untuk beristirahat dan menyapa masyarakat sekitar. Hal tersebut ia lakukan memang tampak sederhana namun ia mengajariku tentang di balik kesederhanaan tersebut terdapat makna yang sangat besar. Masyarakat akan merasa nyaman dengan polisi ketika bertemu dijalan maupun sedang bersantai bersama di warung. Bahkan ketika ayahku sedang beristirahat di suatu desa sesekali ada masyarakat yang mengadu tentang suatu kejadian.

Salah satu yang membuatku kagum adalah ketika ayah menyelesaikan suatu perkara tidak langsung menerapkan sebuah aturan yang baku, tetapi menyelesaikan dengan akal sehat. Misalnya, ketika dia menyelesaikan masalah seorang pemilik kebun dan seorang pemilik ayam. Hal inilah yang membuat masyarakat di daerah tempat ayahku bertugas tidak takut berurusan dengan Polisi. Masyarakat sudah begitu nyaman dengan penyelesaian masalah yang tidak selalu harus diselesaikan dengan hukum yang berlaku.

Selain terjun langsung dan mengayomi masyarakat, tugas ayahku juga menyosialisasikan tindak kriminal yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Di antaranya, menyosialisasikan tentang jenis-jenis narkoba, dampak yang diakibatkan dari penggunaan narkoba dan cara menanggulangi narkoba dikalangan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat paham apa arti narkoba.

Ia mengajariku tentang kesederhanaan yang memiliki makna besar. Masyarakat merasa nyaman bertemu polisi di jalan.

Semenjak ayahku bertugas di sana banyak hal yang positif tercipta. Tingkat kriminalitas seperti perjudian, konsumsi miras dan pemakaian narkoba semakin menurun. Pasalnya, ayahku memberi teladan dengan cara tidak menggunakan tiga hal tersebut. Bahkan,  ayahku tidak sungkan-sungkan mengadakan kegiatan positif untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat buruk masyarakat. Walaupun untuk mengadakan kegiatan tersebut ayahku harus menggunakan uang pribadinya namun tidak sedikit pula pengusaha di sana juga ikut serta dalam memberikan sumbangan demi terselenggaranya kegiatan tersebut.

Memiliki ayah seorang yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas membuatku bangga. Dia  selalu melayani masyarakat tanpa melakukan diskriminasi, tidak membeda-bedakan harkat dan martabat masyarakat dalam memberikan pelayanan publik. Walaupun ayahku harus memberikan pelayanan publik kepada kurang lebih sebanyak 20.000 jiwa yang berada di dua kecamatan tersebut dengan seorang diri.

Tidak sedikit halangan yang didapatkan oleh ayahku dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya, infrastruktur yang terbatas. Pernah suatu kali, ayahku harus merasakan mengapung di tengah sungai karena kapal yang ia tumpangi bertabrakan dengan salah satu kapal yang membawa muatan. Alhamdulillah, seluruh penumpang termasuk ayahku selamat dari tragedi yang mungkin sulit untuk dilupakan. Namun, hal tersebut tidak membuat semangat ayahku berkurang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Penulis

Muhammad Fikri Rizqi Akbar
SMA Kemala Bhayangkari 1, Pontianak, Kalimantan Barat

(Tulisan ini memenangi juara 1 Lomba Menulis Kemala Bhayangkari 2017 yang digelar April dengan juri dari Tim Muda Harian Kompas)