Busana Rancangan Lenny Agustin di Jakarta Fashion Week, Senayan City, Jakarta, Selasa (25/10). Kompas/Lucky Pransiska

Ada berbagai alasan mengapa orang memilih menjadi model. Beragam motivasi melecut kaum muda menceburkan diri dalam profesi ini. Umumnya, mereka mengawalinya dengan mengikuti lomba.

Febby Sigar, contohnya, sejak kecil senang melihat model berjalan di landas peraga (catwalk). Ia ikut berbagai lomba model di Medan, lalu ikut Top Ten Asia New Star Model Contest 2016 di Korea Selatan dan berada di urutan empat. Dengan dorongan ayahnya, ia lantas pindah ke Jakarta.

Cerita Azka Aurora lebih kurang serupa. Awalnya, ia ikut lomba model di Jakarta dengan tiap peserta membayar Rp 2,5 juta. Meski terjatuh saat memakai heels setinggi 12 sentimeter di panggung, ia menjadi juara pertama. Cewek alumnus SMKN 1 Surabaya jurusan broadcast itu juga ikut lomba Asia New Star Model Contest 2015 di Korea Selatan, tetapi belum menang.

Langkah Febby dan Azka, yang kini duduk di kelas XI SMA di Jakarta, untuk menekuni dunia modeling tidak mudah. Meski berprestasi di luar negeri, Febby bersama model lain harus tetap mengikuti audisi untuk bisa tampil di landas peraga Indonesia Fashion Week (IFW) dan Jakarta Fashion Week (JFW).

”Aku sudah bisa tampil di IFW, tetapi belum lolos JFW. Harus latihan terus supaya tembus audisi JFW,” ujar remaja yang ingin menjadi notaris itu.

Azka pun harus mengikuti audisi agar bisa ikut pentas di dua pergelaran itu. ”Persaingan ketat sekali. Ada sekitar 700 model se-Indonesia ikut audisi. Bersyukur aku lolos, bahkan mendapat pekerjaan di beberapa pementasan,” kata model yang mulai dikenal di Kuala Lumpur, Malaysia, ini.

SOELASTRI SOEKIRNO


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Desember 2016, di halaman 29 dengan judul “TIPS MODEL: Berawal dari Lomba”