Kru Skuadron 2 TNI AU yang berpangkalan di Halim Perdana Kusuma. (Arsip Skuadron 2 TNI AU) 21-08-2015 (u/ tulisan Jaket Bomber Kompas Muda mbak TRI)

Ketika cuaca sedang galau—musim kemarau tetapi hujan—kita perlu pelindung yang membuat tubuh hangat dan kering. Nah, jaket bomber bisa dijadikan pilihan tanpa kita kehilangan gaya.

Jaket bomber semula hanya dipakai para pilot atau penerbang pesawat tempur di era perang dunia. Jaket berbahan parasut tebal dan terdiri atas dua lapis. Dulu, jaket bomber biasanya berwarna hijau dengan lapisan oranye di bagian dalam.

Selain dari bahan parasut, jaket bomber juga dibuat dari bahan kulit dengan kerah berbulu tebal. Model ini sempat dipopulerkan aktor Tom Cruise, pemeran pilot Maverick dalam film layar lebar Top Gun yang diputar tahun 1986.

Jaket bomber dulu berfungsi untuk menghangatkan tubuh pilot. Maklum, kokpit pesawat di zaman dulu, belum tertutup rapat seperti sekarang.

Bagi para pilot pesawat tempur, jaket bomber juga menjadi cara aktualisasi diri. Pada jaket polos itu mereka tambahkan emblem warna-warni gambar pesawat di skuadron tempat mereka bertugas. Tanda wing penerbang juga disematkan di bagian dada yang semakin menambah gagah pemakainya.

Jaket Boomber Kompas/Soelastri Soekirno (TRI) 10-08-2016 untuk kompas MUDA
Jaket Boomber
Kompas/Soelastri Soekirno (TRI)
10-08-2016
untuk kompas MUDA

Nah, buat anak-anak muda sekarang, jaket ini selain berfungsi sebagai penghangat tubuh, bisa juga untuk menunjang penampilan. Jaket bomber, misalnya bisa ditempeli aneka aksesori dan dipadupadankan dengan rok atau celana setumit, serta sepatu hak tinggi untuk menambah kesan sedikit formal.

”Aku senang memakainya terutama kalau lagi di mal yang AC-nya dingin banget. Badan terasa hangat, karena di dalam juga ada kain pelapis yang kayaknya menahan panas agar tak keluar,” ujar Abigail Aurellia, siswa Penabur International School Tanjung Duren, Jakarta Barat

Ia pertama kali melihat model jaket tersebut ketika rapper Amerika Serikat, Kanye West, memakainya. ”Langsung aku cari di situs belanja daring. Eh ketemu, ya, beli deh. Harga jaketku murah kok, enggak kayak punya Kanya yang Rp 10 jutaan he-he-he,” kata Abigail yang membeli jaket bomber warna hijau dengan harga Rp 300.000-an.

Yobely Juniartha, siswa SMA Negeri 2, Jakarta Barat, juga penyuka jaket bomber. ”Aku suka model dan bahannya yang hangat di kulit,” kata cowok kelas XI yang membeli jaket bomber produk merek terkenal. Jaket milik Yobel bukan dari parasut melainkan katun. Memang agak tipis, tetapi saat dipakai bisa menghangatkan tubuh.

Harga bervariasi

Selain masih ramai di toko daring, jaket bomber banyak dijual di toko busana yang ada di mal, seperti Grand Indonesia, Senayan City, dan lainnya. Namun, harga yang dipatok cukup mahal, yakni Rp 650.000-Rp 800.000 per potong. Warnanya bervariasi. Ada hitam, hijau, biru polos, tetapi ada juga yang bermotif bunga. Di luar negeri warna jaket bomber lebih bervariasi, ada warna pink.

Jaket bomber yang banyak beredar di mal, sejatinya tak banyak berubah dari model dasarnya, yakni gembung di lengan kanan-kiri, punya karet tebal di bagian bawah untuk menahan angin, retsleting di lengan kiri untuk tempat bolpoin, serta saku di kanan-kiri.

Untuk menambah variasi, selain berbahan parasut polos, produsen juga memakai katun atau bahan lain dengan motif bunga warna kalem. Meski demikian, jaket ini bisa dipakai kapan pun, termasuk saat musim panas yang berangin.

Jaket Boomber Kompas/Soelastri Soekirno (TRI) 10-08-2016 untuk kompas MUDA
Jaket Boomber
Kompas/Soelastri Soekirno (TRI)
10-08-2016
untuk kompas MUDA

TRI


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Agustus 2016, di halaman 24 dengan judul “Bergaya dengan Jaket Bomber”.