8 Destinasi Wisata Solo yang Wajib Disinggahi

0
1090

TANGERANG, KOMPAS CORNER — Salah satu kota di Jawa Tengah,  Solo, menyimpan pesona wisata yang tak kalah unik dibanding kota lainnya di Indonesia. Selain menyuguhkan wisata budaya yang unik, kota yang kerap kali disebut dengan Kota Surakarta ini juga “memanjakan” setiap pengunjungnya dengan kelezatan wisata kuliner, dan keindahan wisata sejarah. Keanekaragaman wisata yang dimilikinya membuat Solo kerap kali dipadati turis, baik turis domestik maupun mancanegara. Bagi kalian yang hendak mencicipi kuliner dengan cita rasa yang unik nan “menggoda”, serta ingin mengenal lebih lanjut sejarah Indonesia, Solo bisa jadi destinasi wisata pilihanmu. Berikut 8 destinasi wisata yang wajib kamu singgahi ketika berada di Solo :

  1. Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Surakarta)

    Keraton Surakarta didirikan oleh Paku Buwono II pada 1745.
    Keraton Surakarta didirikan oleh Paku Buwono II pada 1745.

    Para turis dapat menyusuri sejarah dan latar belakang dibalik Kota Surakarta dengan mengunjungi Keraton Surakarta. Keraton yang didirikan oleh Paku Buwono II (1745) ini terletak di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Secara garis besar, Keraton Surakarta terdiri atas bangunan inti dan lingkungan pendukung berupa Gapura (Gladag) yang berada di bagian selatan.

    Berbagai benda peninggalan sejarah seperti kereta kencana, senjata, wayang kulit, dan benda bersejarah lainnya dapat ditemui disini. Keraton Surakarta dibuka untuk umum, dan dapat dikunjungi setiap hari Senin-Kamis, dan Sabtu pukul 08.30-14.00. Keraton Surakarta tutup setiap hari Jumat, dan tetap dibuka setiap hari Minggu pukul 08.30-13.00. Hanya dengan merogoh saku sekitar Rp 10.000, kalian dapat menikmati benda bersejarah tinggi dan mengenal wajah Kota Surakarta lebih dekat.

  1. Tugu Lilin

    Tugu Lilin dibangun dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya Budi Utomo.
    Tugu Lilin dibangun dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya Budi Utomo.


    Semangat dan perjuangan pemuda dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia terukir di dalam Tugu Lilin. Tugu yang terletak di Kecamatan Laweyan ini juga dibangun dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya salah satu organisasi pemuda di Indonesia, yakni Budi Utomo. Tak hanya menyimpan nilai histori yang tinggi, bentuknya yang unik juga menjadikan Tugu Lilin sebagai tempat wisata yang menarik bagi para turis.

  2. Kampung Batik Kauman

    Kampung Batik Kauman menyuguhkan ragam batik khas Solo.
    Kampung Batik Kauman menyuguhkan ragam batik khas Solo.

    Jika ditilik dari segi historis, Kampung Kauman berhubungan erat dengan sejarah perpindahan Keraton Kartosuro ke Solo, yang kini berubah nama menjadi Kasunanan. Kampung Kauman sendiri didominasi oleh ulama asal Solo dari berbagai lapisan masyarakat. Keberadaan kaum ulama tersebut lantas dijadikan sebagai landasan atas pemilihan nama “Kauman” pada kampung batik ini.

    Masyarakat kaum (abdi dalam) mewarisi setiap tradisi pembuatan batik secara langsung dari Kasunanan. Penurunan tradisi tersebut menjadikan hasil karya batik identik dengan motif batik yang umumnya dikenakan oleh keluarga keraton. Adapun salah satu produk unggulan Kampung Batik Kauman yakni batik tulis bermotif pakem.

    Selain membeli batik, pengunjung juga dapat melihat dan mempraktekkan secara langsung proses pembuatan batik. Bagi para pecinta batik, mengunjungi Kampung Batik Kauman ialah suatu “keharusan” tersendiri ketika tengah melancong ke Solo.

  1. Pasar Klewer

    Beragam makanan khas Solo dapat dijumpai di Pasar Klewer.
    Beragam makanan khas Solo dapat dijumpai di Pasar Klewer.


    Pasar yang terletak di Jl. Dr. Radjiman Solo ini didirikan sejak tahun 1942. Disini, pengunjung tak hanya menemui jenis batik dari berbagai daerah, namun juga bisa menjumpai berbagai kebutuhan sandang-papan serta kuliner khas Surakarta dengan harga terjangkau. Nasi liwet, timlo, es dawet, dan makanan khas Surakarta lainnya siap “menyapa” lidah para pengunjung Pasar Klewer. Bagi pecinta kuliner, tak ada salahnya untuk mencicipi cita rasa kuliner khas Solo di Pasar Klewer.

  2. Pura Mangkunegaran

    Bangunan Pura Mangkunegaran menyerupai keraton, namun dengan ukuran yang lebih kecil.
    Bangunan Pura Mangkunegaran menyerupai keraton, namun dengan ukuran yang lebih kecil.

    Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said usai penandatanganan perundingan Salatiga pada tahun 1757. Bangunan Pura Mangkunegaran terdiri atas beberapa bagian yakni Pendopo, Pringgitan, Pamedan, dan Kaputren. Bangunan pura sendiri menyerupai keraton, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan terbuat dari kayu jati secara utuh. Berbagai benda peninggalan sejarah seperti peralatan tari, wayang, gamelan, dan benda bersejarah lainnya dapat ditemui disini.

  3. Galabo

    Pengunjung dapat menikmati suasana malam Kota Solo sambil menyantap makanan khas Solo.
    Pengunjung dapat menikmati suasana malam Kota Solo sambil menyantap makanan khas Solo.


    Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan nama Galabo ini merupakan wisata kuliner Surakarta yang diresmikan sejak 2008 dan dibuka pada malam hari. Galabo terletak tak jauh dari bundaran Gladag, tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo. Sate kere, mie thoprak, wedang ronde dan aneka makanan lainnya bisa dijumpai disini. Para pecinta kuliner dapat menikmati suasana Kota Solo sambil menyantap aneka makanan khas Solo di Galabo Solo.

  4. Pasar Triwindu

    Wisatawan dapat berburu aneka barang antik di Pasar Triwindu.
    Wisatawan dapat berburu aneka barang antik di Pasar Triwindu.


    Barang-barang antik, seperti keris, patung, lampu, dan aneka barang antik lainnya khas Surakarta dapat dijumpai di Pasar Triwindu. Untuk memperoleh barang antik yang autentik, dibutuhkan ketelitian sebelum membeli. Pasalnya, tak semua barang yang dijual di Pasar Triwindu tergolong antik. Hal yang membuat Pasar Triwindu terbilang unik ialah masih bertahannya sistem barter dalam transaksi barang antik. Dalam hal ini, pembeli bisa memperoleh barang antik idaman dengan mempertukarkan barang antik miliknya. Para pecinta barang antik nan unik bisa berburu barang antik sepuasnya di Pasar Triwindu.

  5. Candi Cetho

    Suasana sejuk nan sakral menyelimuti Candi Cetho.
    Suasana sejuk nan sakral menyelimuti Candi Cetho.


    Bangunan bersejarah lain yang tak kalah menarik untuk dikunjungi ialah Candi Cetho. Candi bercorak Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar ini didirikan oleh Raja Brawijaya V sekitar tahun 1451-1470. Lokasi Candi Cetho tepat berada di bawah lereng Gunung Lawu, di ketinggian sekitar 1.400 mdpl.

    Kata “Cetho” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “jelas”. Sesuai dengan namanya, setiap pengunjung Candi Cetho dapat melihat dengan jelas pemandangan beberapa pegunungan yang mengitarinya serta pesona Kota Surakarta yang terhampar luas dibawahnya. Bagi pecinta nuansa alam, Candi Cetho bisa dijadikan sebagai destinasi wisata pilihan di Solo.

 
Penulis : Elisabeth

Editor : Editorial Kompas Corner UMN

Sumber: surakarta.go.id, hargatiketmasuk.com, tempatwisataseru.com, jalansolo.com, travel.detik.com, piknikasik.com, travel.kompas.com

Sumber foto : nasional.news.viva.co.id, fahrurrozizawawi.wordpress.com, lifestyle.okezone.com, satuharapan.com, beritasatu.com, surakarta.go.id, travel.detik.com