Berburu Pernik Fotografi di Kawasan Pasar Baru

0
8921

Menyusuri lorong-lorong pertokoan Metro Atom dan Harco Pasar Baru, Jakarta Pusat, bak mereguk surga bagi penggiat fotografi. Tidak hanya kamera digital dan beragam aksesorinya, kamera analog antik pun banyak terpajang di etalase-etalase toko. Mulai dari mahasiswa, kolektor, fotografer terkemuka, hingga menteri pun berburu kamera di sini. Sebut saja Roy Suryo yang saat menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga kerap berkunjung ke sejumlah toko di Harco Pasar Baru untuk berburu kamera analog antik.

Ret Ginting (66) dengan bangga memasang foto dirinya yang tengah berpose bersama Roy Suryo di sudut atas kios miliknya, Jakarta Camera, di lantai tiga Harco Pasar Baru.

”Itu foto sekitar dua tahun lalu. Pak Roy Suryo, kan,hobinya fotografi, tapi senangnya kamera analog tua. Jadi, sering beli di sini,” kisah Ret yang juga mantan fotografer studio.

Melihat koleksi Ret layaknya menapaki fotografi masa silam. Dia banyak menjajakan kamera analog dengan berbagai perniknya. Mulai dari kamera analog yang terakhir terbit di pasaran sebelum era digital hingga kamera antik yang diproduksi pada 1940-an. Harganya beragam, dipatok dari Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah. ”Untuk aksesori kamera analog yang paling laku lensa karena bisa dimodifikasi untuk dipasang di kamera digital, sementara untuk kamera analog yang paling populer masih Nikon FM2,” ucap Ret yang ditemui Rabu (16/9).

Ret memilih fokus berjualan kamera analog di Harco sesuai dengan keahliannya. Meski sempat terpuruk ketika fotografi bertransisi ke era digital, Ret mengaku, saat ini kamera analog kembali banyak diminati. Dia mencontohkan, tahun ini dia bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta per bulan daripada dua tahun lalu yang hanya Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. ”Kamera analog sekarang harganya makin tinggi karena banyak yang cari. Semakin langka bisa semakin mahal,” kata Ret.

Ret Ginting membuka Jakarta Camera pada awal 1990-an di Matahari King Plaza Pasar Baru. Namun, kebakaran hebat yang melanda Pasar Baru pada Januari 1996 membuat dia harus pindah. Jakarta Camera akhirnya buka di Metro Atom Plaza hingga 2012 dan kemudian bergeser ke Harco Pasar Baru.

Selain Harco, di lantai dua Metro Atom juga menjadi sentra fotografi di Pasar Baru. Bahkan, Metro Atom yang letaknya bersebelahan dengan Harco dan dibangun pada 1988 ini lebih dulu dikenal publik sebagai pusat penjualan kamera. Sayangnya, sejumlah kios di Metro Atom saat ini berkurang karena banyak kios yang tutup.

Harga miring

Baik di Harco maupun Metro Atom terdapat lebih dari 100 toko yang menjual produk dan jasa terkait fotografi. Selain menjual kamera bekas dan baru beserta berbagai aksesorinya, beberapa kios juga menawarkan jasa reparasi kamera. Produk dan jasa yang ditawarkan di dua gedung yang terletak di ujung Pasar Baru atau tepatnya di Jalan Samanhudi ini pun dikenal lebih terjangkau harganya ketimbang lokasi lain. ”Yang membuat barang ini lebih murah karena kami adalah tangan pertama. Sebagian barang berasal dari Jepang, Rusia, dan Jerman,” kata Gunawan Subianto‎, pemilik Toko Melly 2 Camera di Harco. Untuk kamera dan aksesori bekas atau jasa reparasi yang ditawarkan oleh beberapa kios, para pelanggan pun masih bisa bernegosiasi harga. ”Kamera bekas di sini kondisinya mulus 95 persen. Harga juga lebih murah 30 hingga 50 persen daripada tempat lain. Pilihannya juga banyak,” kata Taufiq Aziz (50), pemilik toko Libra Kamera yang juga menyediakan aksesori kamera bekas orisinal.

Harga barang yang lebih murah menjadi pertimbangan sebagian pemburu kamera bekas. Dendi Muchlis Nugraha (27), misalnya, yang bolak-balik ke Metro Atom Plaza ini menikmati keberagaman pilihan kamera bekas berharga murah.

”Spesifikasi kamera bekas yang dijual di sini dan di tempat lain sama saj‎a sebetulnya, tetapi di sini sudah terkenal dengan pusatnya kamera bekas. Jadi, kalau sudah ingat Atom, pasti langsung kepikiran kamera bekas yang murah dan berkualitas. Kalau mau membandingkan harga pun bisa dengan mudah karena banyak toko,” katanya. Dendi pernah mendapatkan kamera bekas digital dengan harga sekitar 25 persen lebih murah daripada tempat lain. Selain itu, ia juga pernah membeli baterai kamera bekas yang masih bagus.

Berbagai kamera dari bermacam merek, seperti Canon, Nikon, Leica, Yashica, Pentax, Olympus, dengan aksesorinya, seperti lensa, baterai, charger, tutup kamera, filter, dan pernik lain, terpampang di etalase toko-toko baik di Harco maupun Metro Atom. Jika tak puas mengeksplorasi satu toko, pembeli bisa pindah ke toko lain.

Yanuar (63), pegawai swasta yang berkantor di Kemayoran, memilih membeli pernik fotografi bekas di Pasar Baru karena lengkap, banyak pilihan, dan harganya terjangkau. Selain itu, dia percaya produk di tempat ini cukup berkualitas.

Yanuar mengungkapkan, sejak 1970-an, saat masih muda, dia selalu pergi ke Pasar Baru jika mencari produk bekas yang berkaitan dengan fotografi. ”Inilah tempat beken untuk kalangan pencinta fotografi, baik untuk beli kamera bekas maupun untuk reparasi,” ucap Yanuar yang baru saja membeli baterai kamera saku Sony miliknya.

Menurut Ret, toko kamera dan aksesori fotografi di Pasar Baru saat ini lebih banyak daripada 1990-an. Penjual kamera mulai menjamur sejak fotografi memasuki era digital. ”Sekarang fotografi makin mudah dipelajari sehingga lebih banyak orang beli kamera,” kata Ret yang juga memiliki anak fotografer. Para pembeli di toko Ret pun tak hanya kolektor dan fotografer, tetapi juga mahasiswa dan turis asing yang mencari kamera bekas serta aksesorinya. ”Kalau anak-anak mahasiswa sekarang beli kamera analog untuk belajar dasar fotografi. Mereka pun lebih memilih beli rol film yang sudah kedaluwarsa karena hasilnya lebih klasik, seperti pakai kamera lomo,” ujar Ret.

Tak pelak, fotografi yang kini telah berubah menjadi gaya hidup bakal makin menguntungkan mereka yang mengais rezeki di Harco dan Metro Atom.

[venue id=”4c0738990ed3c928a44d797d”]

(HARRY SUSILO/B03)


Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 17 September 2015, di halaman 28